
Insitekaltim,Sangatta – Petani karet di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) keluhkan harga jual karet ke pengepul rendah, hanya berkisar Rp 6000 hingga Rp 7000 per kilogram. Oleh karena itu, Dinas Perkebunan Kutim mencoba membangun kerja sama dengan salah satu pabrik karet yang ada di Kalimantan.
Perusahaan tersebut tidak lain adalah Multi Kusuma Cemerlang (MKC) perusahaan besar, produsen ban asal Prancis yang ada di Palaran.
Kepala Dinas Perkebunan Kutim Sumarjana mengatakan dari hasil komunikasi yang di bangun, MKC siap menerima hasil karet dari Kalimantan Timur khususnya Kutim, namun harus mengikuti standar industri yang ditetapkan.
Untuk memahami standar yang ditetapkan, Dinas Perkebunan Kutim secara bertahap melakukan bimbingan teknis (bimtek) untuk mempelajari bagaimana standar SNI perusahaan.
Selanjutnya pengetahuan tersebut disalurkan ke petani karet tentang bagaimana mengolah karet disebut agar kadar air atau tingkat kekeringannya di atas 70 persen yang berpengaruh pada peningkatan harganya jual.
“Padahal karet petani Kutai Timur itu hanya sekitar kadar air nya 60 persen . Ini yang membuat harga karet murah. Namun, kalau di press dan dianginkan selama seminggu atau dua minggu harganya bisa meningkat,” jelasnya, Senin (21/11/2022).
Bimtek petani karet akan dilakukan yang dihimpun Unit Pengelolaan Pemasaran Bokar (UPPB). Disini, petani akan dilatih berbagai cara dan teknik, mulai dari penggumpalan karet, hingga penurunan kadar air dan sebagainya.
Setelah itu, UPPB akan melakukan sejumlah kesepakatan dengan petani karet terkait harga, trasnportasi dan pembiayaan lainnya.
“Setidaknya harga karetnya harus terkoreksi meningkat antara Rp 8000 hingga Rp 10.000,”tegasnya.
Ia pun berharap, setelah pemantapan bimtek, petani karet tahu tata cara teknis pengeringan agar karet yang dijualnya sesuai standar SNI. Dengan demikian kerja sama dengan PT MKC bisa berjalan baik dan menjadi solusi terhadap pemasaran karet yang ada di Kutai Timur.
“Ini langkah pertama yang kita lakukan, harapannya bisa disegerakan dan apa yang diinginkan petani karet tercapai,”tandasnya.
Untuk diketahui, Kabupaten Kutai Timur mempunyai 19 ribu hektare tanaman karet, dimana 9 ribu hektare tanaman karet itu milik perusahaan. Sementara sisanya, sekitar 10 ribu hektare adalah milik masyarakat