Insitekaltim Samarinda-Front Pembela Islam (FPI) Kaltim akan melakukan upaya hukum terhadap kasus persekusi dan dugaan penistaan agama yang dilakukan anggota DPRD Kota Samarinda yang menjadi viral dimedia sosial
Hal ini disampaikan ketua FPI Kaltim ustadz Didit Ardiansyah kepada media, Jumat (21/9/2018). Yang mana dia sepakat seperti apa yang disampaikan oleh ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Naim bahwa dirinya akan melakukan langka-langka hukum aksi tersebut
“Kami sepakat dengan sikap MUI Kota Samarinda dan akan mempersiapkan untuk menempuh jalur hukum,” ucapnya
Berita sebelumnya menurut KH. Naim kepada media menyampaikan adanya ucapan yang menjurus pada perbuatan tidak menyenangkan dengan menjelek-jelekkan khilafah yang dilakukan anggota DPRD Kota Samarinda, Ahmad Vanandza dinilainya kurang baik dan disesalkan ucapan tersebut
Hal ini disampaikan ketua MUI Kota Samarinda KH. Naim, saat dimintai tanggapan terkait ucapan anggota dewan yang beredar di media sosial, Rabu(19/9/2018)
Kata dia, bahwa sudah menonton video yang berdurasi pendek yang menayangkan aksi anggota dewan salah satunya Ahmad Vanandza dengan meminta dua warga yang mengendarai sepeda motor disuruh melepas baju bertagar Ganti Presiden
“Dalam video tersebut pula, keluar ucapan menjurus menjelek-jelekkan khilafah,”ucapnya
Dinilainya ucapan tersebut sudah masuk pada unsur penghinaan terhadap agama. Khilafah atau kholifah itu berarti pemimpin. Dalam Alquran, penjelasan tentang khilafah disebutkan beberapa kali, salah satunya dalam surah Al Baqarah,” ungkap KH. Zaini Naim.
Arti khilafah yang erat kaitannya dengan umat muslim tersebut dirasa sangat disesalkan Zaini Naim saat ada anggota DPRD Samarinda dengan mudah mengucapkan sesuatu yang menyinggung definisi khilafah tersebut.
“Semestinya sebagai seorang anggota dewan, tidak bisa ngomong sembarangan di depan umum. Itu penghinaan. Urusan khilafah urusan keagamaan. Kami sesalkan perkataan tersebut. Hal demikian yang buat situasi jadi rumit. Demokrasi tetap saja demokrasi,” cetusnya
Kiyai Naim, menyarankan agar anggota DPRD Samarinda yang terlibat masalah tersebut, segera minta permohonan maaf atas ucapan yang sudah terlanjur di ucapkan
“Video tersebut sudah banyak diprotes orang seharusnya cepat sadar dan minta maaf secara terbuka di media, bahwa dia salah. Begitu saya pikir bisa selesai.
“Justru kalau ngotot, dan tak mau mengalah, dapat memperkeruh suasana dan menjadi panjang .Apalagi dia, kan juga seorang tokoh, jadi bicara yang enak lah, sehingga masyarakat bisa sejuk,” kata Kiyai
Wartawan sukri