Insitekaltim,Samarinda – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) merinci capaian dan program kerja tahun 2023, menghadapi tantangan terutama dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak..
Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin menyebutkan bahwa pihaknya lebih memusatkan perencanaan strategis (renstra) yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi di masyarakat.
Di mana dalam Renstra 2023 yang menjadi sasaran yakni, meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar.
Selain itu, meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta meningkatkan kinerja pelayanan organisasi perangkat daerah.
Upaya Dinkes Kaltim dalam hal meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak, dibagi menjadi empat indikator berdasarkan tujuan dan sasarannya.
Indikator pertama yaitu, melalui usia harapan hidup yang berhasil terealisasi sebesar 74,72 tahun dari target di 2023 sebesar 74,75 tahun. Kemudian, indikator jumlah kematian ibu yang meningkat sebanyak 72 kasus dari 70 kasus.
“Tambahnya dua kasus kematian ini berasal dari ibu melahirkan yang ada di IKN,” jelas Jaya dalam konferensi pers yang digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur (Diskominfo Kaltim) di Ruang Wiek Diskominfo Kaltim, Jumat (26/1/2024).
Berdasarkan indikator jumlah kematian bayi, terdapat lonjakan kasus sebanyak 512 kasus dari target 484 kematian bayi. Dari indikator presentasi balita stunting didapatkan realisasi sebesar 23,9 persen dari target 25,5 persen.
Jaya menjelaskan, dalam upaya untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar didapatkan presentasi fasilitas pelayanan kesehatan yang terakreditasi sebanyak 96,34 persen dari target 80 persen.
“Kita berhasil meningkatkan faskes berakreditasi baik jauh lebih dari pada target kita jadi 96,34 persen,” katanya.
Lebih lanjut, terkait upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, presentasi pengobatan HIV dengan antiretroviral terealisasi sebanyak 82 persen dari target 55 persen.
Jaya mengungkapkan terdapat peningkatan dalam kinerja pelayanan organisasi perangkat daerah berdasarkan nilai akuntabilitas kinerja perangkat daerah yakni sebanyak 73,20 persen dari target 70,62 persen.
“Untuk merealisasikan semua program, kita memang membutuhkan waktu. Semoga semakin baik lagi performa dan kinerja kita dalam melayani masyarakat,” pungkasnya.