Insitekaltim, Samarinda – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik berencana berkomunikasi dengan pemangku kepentingan terkait supaya beasiswa dapat diprioritaskan bagi hafiz Qur’an.
Hal ini disampaikannya seusai menghadiri acara Khatam Al-Quran dan Pemberian Santunan Anak Yatim dalam rangka syukuran keberhasilan capaian 2024 di Kantor Bapenda Kaltim, Jalan MT Haryono, Samarinda, Senin 6 Januari 2025.
Melihat Bapenda Kaltim yang berinisiatif mengajak anak-anak yatim penghapal Al-Qur’an untuk semakin khidmatnya rasa syukur mereka, mengingatkan Akmal Malik bahwa penting juga bagi mereka untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
Para hafiz itu, disebutkan Akmal Malik sebagai pembawa berkah bagi daerah. Maka sudah sepantasnya mendapat prioritas pendidikan lewat bantuan beasiswa. Untuk itu, ia akan berupaya membicarakan dengan pemangku kepentingan terkait.
“Saya harus bicarakan dengan pemangku kepentingan. Mereka (hafiz) harusnya dapat prioritas beasiswa,” katanya.
Sejauh yang diketahuinya, ia menyampaikan beasiswa yang diterima penghapal Al-Qur’an paling rendah dari kategori lainnya, seperti kondisi ekonomi kurang mampu, berkebutuhan khusus (disabilitas), anak-cucu veteran, berasal dari daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) serta mahasiswa dengan kondisi khusus di antaranya korban KDRT dan mahasiswa yang orang tuanya meninggal akibat Covid-19.
Ini menandakan masih kurangnya sosialisasi yang diberikan kepada para hafiz lainnya. Dirinya langsung menanyakan kepada puluhan hafiz yang hadir kala itu. Banyak yang tidak tahu ada beasiswa bagi penghapal Al-Qur’an.
“Saya cek sedikit bagi para penghapal Al-Qur’an itu yang mendapatkan,” sebut Akmal Malik.
Banyak dari hafiz yang ia kenal memiliki kemampuan dan kecerdasan yang baik. Diyakininya juga itu adalah berkah dari Al-Qur’an sendiri dan keinginan kuat para penghapal Al-Qur’an mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Sekaligus kita bisa mempersiapkan para kafilah sejak dini,” tutupnya berharap tercipta kafilah-kafilah baru untuk kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) mendatang.