Insitekaltim, Pontianak – Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud mengajak masyarakat Dayak bergandeng tangan untuk turut andil membangun Indonesia dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kalimantan harus bersama-sama, bergandeng tangan. Masyarakat Dayak bukan hanya turut serta, tapi harus ikut menentukan masa depan bangsa,” ucap Gubernur Rudy saat didaulat menjadi narasumber pada Seminar Nasional Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional (ICDN) dan Pelantikan Dewan Pengurus Nasional ICDN Periode 2025-2030 di Ballroom Hotel Mercure Pontianak, Senin, 19 Mei 2025.
Pulau Kalimantan, kata Rudy, merupakan pulau yang luas dan kaya akan potensi. Menurutnya kondisi ini bukan hanya menciptakan peluang bagi warga Dayak Kalimantan tetapi juga menjadi tantangan tersendiri.
“Kita harus kompak bagaimana membangun Tanah Borneo ke depan semakin berakselerasi,” ajak Gubernur Rudy disambut aplaus peserta seminar.
Meski Kaltim kaya akan sumber daya alam, Rudy mengakui kemiskinan masih terjadi. Angkanya mencapai 5,7 persen. Keyakinannya, satu kebijakan yang akan mampu memutuskan rantai kemiskinan itu adalah pendidikan.
“Makanya kita buat Program Gratispol. Bukan hanya gratis biaya pendidikan dari SMA, S1 hingga S3, tapi gratis juga seragam sekolahnya. Saya harap semua provinsi di Kalimantan segera berakselerasi,” harap Gubernur Rudy.
Tidak lupa Gubernur Rudy menegaskan, pembangunan inklusif tidak boleh meninggalkan siapapun, termasuk warga Dayak.
Apalagi dengan tema seminar nasional “Empowering the Generation, No Dayak Left Behind”, Gubernur Rudy menegaskan pembangunan sejati adalah pembangunan yang inklusif, yang tidak boleh meninggalkan siapa pun.
“Kita ingin melihat generasi muda Dayak bangkit, percaya diri, dan berdaya saing. Kita ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun anak Dayak yang tertinggal dalam pendidikan, teknologi, kesehatan, atau akses terhadap sumber daya pembangunan,” ungkap Rudy Mas’ud.
ICDN diharapkan mampu memperluas peran strategisnya, menjadi mitra pemerintah dalam menyusun kebijakan yang adil dan berpihak kepada masyarakat adat. Pada masa pembangunan IKN, peran para cendekiawan lokal, termasuk Dayak, sangat penting untuk memastikan bahwa transformasi Kalimantan tidak menyingkirkan akar sejarah dan jati diri masyarakatnya.
“Mari kita bergandengan tangan, membangun Kalimantan dari pinggiran, dengan semangat persaudaraan dan kecintaan terhadap tanah leluhur,” tutup Gubernur Rudy.
Komitmen Gubernur Harum untuk masa depan masyarakat Dayak mendapat sambutan hangat di arena seminar nasional tersebut.
Ketua terpilih DPN ICDN periode 2025-2030, Willy Midol Yoseph memuji Gubernur Harum yang datang dengan membawa perhatian besar dan asa baru bagi warga Dayak di Tanah Borneo.
“Terima kasih Pak Gubernur Kaltim yang luar biasa. Namanya sampai tadi malam belum muncul, tapi sekali muncul, yang lain tenggelam. Komitmen beliau untuk warga Dayak sangat luar biasa,” puji Willy Midol Yoseph.
Pujian yang sama disampaikan sang moderator seminar, Prof Adri Patton. Perjuangan Gubernur Harum untuk warga Dayak di pedalaman diakuinya sangat luar biasa dengan upaya menyambungkan jalan perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, melalui Mahakam Ulu dan Malinau.
“Ini akan menjadi penghubung Kalimantan Barat dan juga Kalimantan Tengah. Beri aplaus meriah untuk Pak Gubernur yang luar biasa,” puji Adri Patton.
Hadir dalam seminar tersebut, Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan, President of Borneo Dayak Forum Datuk Seri Panglima Jeffrey G Kitingan. Selain itu juga hadir para cendekiawan Dayak asal Kaltim, antara lain Adri Patton dan Frederick Bid. Sementara Gubernur Kalbar Ria Norsan hadir pada kesempatan sesi pertama melantik kepengurusan DPN ICDN 2025-2030. (ADV/Diskominfokaltim)
Editor: Sukri