
Insitekaltim, Sangatta – Di tengah upaya peningkatan serapan tenaga kerja, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) hanya menyiapkan Rp 250 juta anggaran untuk pelatihan kerja kepada masyarakat.
Sekretaris Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutim, mengatakan pelatihan kerja tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan SDM agar para pekerja lokal mampu bersaing dengan pekerja asal luar daerah.
“Tapi anggaran kita di tahun ini hanya Rp 250 juta. Bahkan hasil koordinasi kami di tahun depan (2023) belum ada anggaran pelatihan,” ujarnya, Senin (11/7/2022).
Dirinya menerangkan, selama ini yang kerap memberikan pelatihan kerja menggunakan anggaran provinsi, dengan demikian Pemkab Kutim tidak bisa menetapkan peraturan mengikat terkait serapan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan.
“Maka suka tidak suka, kita tidak bisa membendung atau memilah-milah rekrutmen tenaga kerja di perusahaan,” ujarnya
Menurutnya, saat ini upaya agar tenaga kerja lokal terserap d perusahaan adalah dengan meningkatkannya skil dan SDM masyarakat usia produktif. Hal tersebut tentu berbarengan dengan anggaran yang dibutuhkan.
“Karena itu kita berharap anggaran pemberian pelatihan ini bisa dipikirkan kembali,” tuturnya.
Ia menerangkan,Pemkab Kutim menargetkan setiap tahunnya selama masa kepemimpinan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, tenaga kerja yang terserap mencapai 10 ribu orang. Namun saat ini serapan tenaga kerja melampaui target yakni mencapai 12.877 tenaga kerja.
“Untuk di tahun ini sudah lebih dari target,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman meminta Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD) untuk memikirkan kembali terkait besaran anggaran yang harus dikucurkan untuk peningkatan skil dan SDM para pekerja.
“Saya minta untuk dipikirkan kembali, Rp 250 juta ini sangat kecil. Sementara serapan tenaga kerja menjadi program prioritas kita,” ujarnya.
Penyerapan 50 ribu tenaga kerja menjadi salah satu program utama selama kepemimpinan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman.