Insitekaltim, Samarinda – Rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Samarinda menjadi isu yang mendapat perhatian serius dari Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda Firman Hidayat.
Firman menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama penurunan partisipasi ini adalah tingginya jumlah warga ber-KTP Samarinda yang tidak tinggal di kota tersebut, baik karena bekerja, pindah domisili, atau alasan lainnya.
Dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), terdapat sekitar 416 ribu orang terdaftar, namun hanya sekitar 246 ribu orang yang hadir pada hari Pemilu biasa. Bahkan, pada Pemungutan Suara Ulang (PSU), hanya 126 ribu orang yang berpartisipasi.
“Pola ini menunjukkan adanya penurunan yang signifikan, yang berkontribusi pada rendahnya tingkat partisipasi,” ujar Firman di Hotel Haris Samarinda, Minggu (8/12/2024).
Fenomena ini terungkap saat pendistribusian surat undangan memilih (Formulir C6). Di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS), dari 400 orang yang terdaftar, sering kali hanya 360 undangan yang berhasil disalurkan.
Sedangkan 40 undangan lainnya tidak terdistribusi, mengindikasikan pemilih yang tidak hadir karena tidak berada di tempat.
“Jika hal ini terjadi di satu TPS, bayangkan jika ada 1.200 TPS di Samarinda. Jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu pemilih yang tidak hadir,” jelas Firman.
Firman menjelaskan beberapa alasan mengapa surat undangan tidak tersalurkan, di antaranya adalah pindah domisili, kegiatan di luar kota, meninggal dunia, dan tidak dikenalnya alamat pemilih.
KPU Samarinda, lanjut Firman, tidak dapat langsung menghapus nama-nama tersebut dari DPT karena mereka masih terdaftar dengan KTP Samarinda, meskipun sudah tidak berdomisili di kota tersebut.
“Kami tidak mungkin menghapus nama mereka begitu saja dari DPT, karena hak pilih mereka harus tetap dijamin jika mereka tiba-tiba hadir,” tegas Firman.
Meskipun tantangan ini besar, Firman berharap masalah ini dapat diatasi dengan perbaikan data kependudukan yang lebih akurat di masa depan.
Ia menegaskan bahwa KPU akan terus berupaya memperbaiki akurasi DPT dan proses distribusi undangan untuk meningkatkan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu mendatang.
“Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan akurasi DPT dan memperbaiki proses distribusi undangan agar lebih banyak pemilih yang hadir,” pungkas Firman.