
Insitekaltim, Samarinda – Akhirnya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah resmi dimulai, dengan menyasar siswa-siswi dari jenjang SD, SMP, dan SMA di Kalimantan Timur (Kaltim).
Program ini bertujuan meningkatkan gizi siswa, namun muncul kekhawatiran mengenai kemampuan menu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang beragam pada tiap anak.
Pelaksanaan perdana MBG berlangsung di SDN 004 Samarinda, Senin, 20 Januari 2025 lalu. Menu yang disajikan meliputi nasi, sayur mayur, ayam goreng, buah semangka, dan susu kecil. Meski terlihat bervariasi, masih ada pertanyaan terkait kecukupan kalori yang diberikan.
Anggaran per porsi dalam program ini bervariasi berdasarkan kebijakan masing-masing tingkatan pemerintah.
Pemprov Kaltim mengalokasikan Rp17.000 per anak per porsi, Pemkot Samarinda Rp15.000, sementara pemerintah pusat hanya menetapkan Rp10.000.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Dokter Andi Satya Adi Saputra menjelaskan bahwa menu yang disusun telah mendekati kebutuhan rata-rata kalori anak, yakni 2.000 kalori per hari.
Namun, ia mengakui bahwa kebutuhan kalori anak sebenarnya sangat bervariasi tergantung pada usia, berat badan, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas.
“Tidak mungkin menyesuaikan kebutuhan masing-masing anak secara detail, tapi kami upayakan mendekati standar kebutuhan tersebut,” ungkap Andi pada Kamis, 23 Januari 2025.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Academy of Pediatrics (AAP) memberikan panduan kebutuhan kalori anak berdasarkan usia:
– Balita 1–3 tahun: 1.000–1.400 kalori per hari.
– Anak 4–6 tahun: 1.400–1.800 kalori per hari.
– Anak 7–9 tahun: 1.800–2.000 kalori per hari.
– Anak 10–12 tahun: 1.800–2.200 kalori (perempuan) dan 2.000–2.200 kalori (laki-laki).
– Remaja 13–18 tahun: hingga 3.000 kalori untuk laki-laki aktif, dan sekitar 2.400 kalori untuk perempuan.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa menyusun menu standar yang dapat memenuhi kebutuhan setiap anak secara optimal adalah tantangan besar.
“Meski menu yang disusun telah mencakup unsur gizi dasar, efektivitasnya dalam memenuhi kebutuhan kalori anak secara merata perlu dievaluasi lebih lanjut,” kata politisi Partai Golkar itu.
Pemerintah diharapkan dapat mengintegrasikan solusi berbasis data, seperti survei kebutuhan gizi lokal, untuk meningkatkan kualitas menu.
Selain itu, peningkatan anggaran terutama dari pemerintah pusat juga menjadi kebutuhan mendesak agar program ini dapat lebih fleksibel dalam menyediakan makanan bergizi.
Dengan demikian, MBG dapat berjalan lebih efektif untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anak-anak di Kaltim.