
Reporter: Nuril – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Sumarjana mengevaluasi program pembelian beras oleh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pasalnya masih banyak ASN yang ragu mengenai kualitas beras lokal dari Kecamatan Kaubun.
Padahal, program Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman pada masa jabatan tahun 2021 hingga 2024, salah satunya mewajibkan pegawai ASN di Kutim untuk membeli beras hasil dari petani lokal.
Berawal dari ajakan yang hingga saat ini sudah berupa imbauan, pegawai ASN di Kutim sudah memulai pembelian beras lokal dari Kecamatan Kaubun pada bulan April lalu.
“Evaluasi dari bulan April lalu, masih banyak pegawai ASN yang meragukan kualitas beras lokal dari Kaubun itu,” ujar Sumarjana saat ditemui oleh media Insitekaltim.com di ruangannya, Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Jalan A. Wahab Syahranie, Sangatta pada Rabu (19/5/2021)
Hal itu disampaikan karena data pemesanan yang ia terima hanya 10 kilogram per orang. Ia menuturkan normalnya bagi sebuah keluarga dengan anak satu membutuhkan beras minimal 30 kilogram per bulan.
Selain itu, secara keseluruhan pesanan April hanya mencapai 20 ton saja. Padahal total ASN di Kutim lebih dari 6 ribu orang.
“Jika dilihat dari pesanan pegawai ASN hanya memesan satu karung atau 10 kilogram,” tambah Sumarjana.
Namun demikian, di bulan Mei ini pemesanan meningkat hingga 40 ton. Pihaknya sedang menutup pesanan pada lebaran lalu. Ia akan membuka kembali beberapa saat lagi untuk kebutuhan bulan Juni mendatang.
“Setelah mencicipi beras Kaubun, ternyata kualitasnya tidak kalah dengan beras luar. Faktanya paling tidak kondisi beras ini masih baru belum terkontaminasi dengan bahan lainnya,” tuturnya.
Selain itu, beras asal Kaubun ini juga masih dalam pantauan oleh pihak Dinas Ketahanan Pangan. Pemantauan dari pemakaian pestisida dalam pertaniannya sehingga dinilai masih diambang batas aman.
“Beras tersebut masuk dalam kategori beras medium dengan harga yang terjangkau yaitu Rp11 ribu per kilogram,” tutup Sumarjana.