
Reporter : Romi Ali Darmawan – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Bontang – Anggota Komisi I DPRD Bontang, Soroti Sekolah yang masih menggelar proses belajar mengajar hingga dua sesi.
Dalam rapat koordinasi yang digelar di Sekretariat DPRD Bontang bersama Dinas Pendidikan tadi, para anggota dewan mengaku cukup terkejut mendapat laporan adanya sekolah yang masih menggunakan proses belajar dua sesi.
“Banyak temuan baru lah, curhatan dari kepala dinas, kami juga baru tahu kalau sampai ada tiga shift, dua shift, semacam karyawan saja” sebut Raking ditemui usai rapat pembahasan program kerja, di Jalan Moh Roem, Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan, Senin (28/10/2019) siang tadi.
Menurutnya, kegiatan belajar mengajar yang menggunakan sistem “shift” akan mengurangi mutu dari proses belajar mengajar.
“Bukan hanya dari muridnya, tapi kalau sistem begitu, tenaga pendidiknya juga pasti sudah tidak maksimal dalam mengajar” tambah Raking.
Raking menambahkan, Komisi I nantinya akan meninjau langsung bagaimana sistem dua sesi di sekolah-sekolah yang diduga melakukan sistem shift tersebut.
“Tapi kita harus pastikan langsung di lapangan,” tuturnya.
Sementara, Maaruf Effendi anggota Komisi I, menambahkan bila hal ini dibiarkan, praktis kualitas pendidikan di sekolah bersangkutan terabaikan.
“Sekolah yang menggelar belajar-mengajar satu sesi penuh saja kualitasnya masih bisa disangsikan,” ucap Effendi.
Menurutnya, pendidikan merupakan urusan wajib, dan harus menjadi pokok perhatian.
“Pendidikan ini urusan wajib. Tidak boleh ada sekolah yang bisa sampai double bahkan tiga shift. Enggak bayangkan saya kualitasnya kalau begitu,” tekan Maaruf Effendi.
Dalam rapat itu, diketahui sekolah yang menggelar belajar mengajar dalam dua shift, bahkan hingga tiga shift yakni di SMPN 02 Bontang dan di SDN 009 Lok Tuan. Ini terjadi lantaran kedua sekolah tersebut kekurangan ruang belajar (Rumbel).