Insitekaltim, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memastikan dukungan terhadap pelaksanaan Dialog Serantau Borneo Kalimantan (DSBK) XVI Tahun 2025, yang akan digelar di Samarinda dan Tenggarong.
Meski pendanaan dan fasilitasi kegiatan telah diberikan, Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kaltim tetap berharap adanya perhatian yang lebih berkelanjutan terhadap dunia seni dan lembaga kesenian daerah.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua DKD Kaltim Syafril Teha Noer usai jumpa pers yang digelar di Hotel Haris Samarinda, Senin, 9 Juni 2025. Ia menyebut Pemprov Kaltim, melalui Gubernur dan Sekretaris Daerah, telah memberikan dukungan sejak dua tahun lalu saat Kaltim ditunjuk sebagai tuan rumah DSBK XVI.
“Kami langsung menghadap Gubernur dan Sekda waktu itu. Responsnya cepat. Bahkan kami ditanya, dananya mau dikelola sendiri atau didampingi. Kami pilih didampingi, karena terus terang, kami belum berani kelola dana besar sendiri. Kami kelamaan miskin,” ungkap Syafril.
Menurutnya, dukungan tersebut menjadi bukti pemerintah daerah tidak tinggal diam terhadap kegiatan budaya lintas negara yang melibatkan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. DSBK XVI sendiri mengusung tema “Nusantara dan Penguatan Sastra Melayu: Merawat Estetika dan Didaktika” dan akan diikuti oleh sekitar 200 peserta dari tiga negara serumpun.
Meski pendanaan DSBK telah dijamin dan program berjalan sesuai rencana, Syafril menekankan perlakuan terhadap sektor kesenian secara umum masih sangat tergantung pada siapa kepala daerahnya. Ia menyayangkan belum adanya kebijakan jangka panjang yang melindungi dan memperkuat posisi lembaga-lembaga seni secara struktural.
“Kalau kepala daerahnya suka seni, lembaga kesenian sibuk. Tapi kalau enggak, ya kami seperti yatim piatu. Ini kenyataan yang harus kami sampaikan,” tegasnya.
Syafril menyebut pentingnya regulasi khusus atau penguatan perda yang bisa menjamin keberlanjutan dukungan terhadap ekosistem kesenian di daerah, tidak hanya saat ada ajang besar seperti DSBK.
“Kita butuh dasar hukum yang lebih kokoh. Supaya kegiatan seni tidak hanya hidup karena seremonial, tapi menjadi bagian dari pembangunan jangka panjang,” ujarnya.
Saat ini, DSBK XVI difasilitasi melalui anggaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, berdasarkan hasil koordinasi antara panitia, DKD, dan Sekretaris Provinsi Sri Wahyuni. Wakil Gubernur Seno Aji serta anggota DPRD Kaltim dari Komisi IV, Sarkowi V Zahry, juga tercatat mendukung penuh kegiatan ini sejak tahap persiapan.
DSBK XVI akan diisi oleh dialog sastra, muhibah budaya ke Tenggarong, pameran buku, dan parade sastra, dengan pembentang kertas kerja dari berbagai wilayah termasuk Sarawak, Sabah, Kuala Lumpur, Brunei Darussalam, serta sejumlah provinsi di Indonesia.
“Kami apresiasi Pemprov yang sudah mendampingi. Tapi ke depan, kita harap perhatian terhadap kesenian tak berhenti di DSBK ini saja. Lembaga seperti DKD juga perlu dibangun sistemnya agar lebih kuat dan berkelanjutan,” tandas Syafril. (Adv/DiskominfoKaltim)
Editor: Sukri