Reporter : Nada – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Balai Besar BPOM Pusat di Samarinda menggelar acara Komunikasi Informasi dan Edukasi Kosmetika Memenuhi Syarat dengan tajuk ‘Cerdas Mengkonsumsi Pangan dan Menggunakan Kosmetik’ di Gedung Bundar Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda, Jum’at (08/11/2019).
Acara ini dihadiri oleh Kepala Subid Pengawasan Keamanan dan Mutu Kosmetik BPOM RI Dra. Tita Nursjafrida MKM, Kepala BPOM Samarinda Drs. Leonard Duma, Apt, MM, dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP.
“Kita ingin masyarakat Kaltim sekarang menyiapkan diri sebagai SDM yang cerdas dalam berbagai hal. Tidak hanya mahasiswa saja, tetapi para ibu-ibu dan bapak-bapaknya juga,” ungkap Hetifah.
Ia mengatakan, dengan begitu maka daya kritis masyarakat sudah bertumbuh dengan baik.
“Harus membiasakan diri akan itu, terutama dalam kehidupan sehari-hari kita,” lanjutnya.
Terkait acara, Hetifah menyampaikan bahwa saat ini kita berada dalam lifestyle baru yang sifatnya lebih konsumtif.
“Mungkin pengeluaran kita sangat meningkat. Bahkan sekarang orang merasa sangat miskin jika tidak memiliki lipstick,” sambungnya.
Dan hal tersebut, kata Hetifah juga berlaku bagi pria.
“Iya ternyata kosmetik itu pengertiannya banyak. Dari deodorant yang biasanya dipakai oleh pria. Nah hal itu seperti sesuatu yang dulu tidak diperlukan sekarang menjadi kewajiban. Disinilah gunanya masyarakat kritis agar sesuatu yang benar-benar dibutuhkan bisa digunakan sesuai fungsinya,” jelas Hetifah.
Disisi lain, ekonomi kreatif yang saat ini sedang didorongkan menjadi tempat bagi masyarakat untuk membuat sesuatu hal yang baru.
Terkait itu, Hetifaf mengaku bahwa ia meminta kepada BPOM RI untuk menjelaskan fungsinya.
“Obat-obatan tradisional seperti jamu dan lainnya merupakan sesuatu yang menarik, tapi tetap keamanan dan keselamatan publik harus dilindungi, masyarakat juga harus aktif. Jadi jangan sampai dirinya kreatif tapi ternyata kosmetik yang diproduksi membahayakan. Disisi lain konsumen juga harus memilih-milih, jangan sampai ingin yang murah tapi ternyata berbahaya,” katanya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Samarinda Drs. Leonard Duma, Apt, MM pun memberikan tanggapannya.
Ia meminta kepada masyarakat untuk bisa menjadi konsumen yang cerdas.
“Agar dapat melindungi diri dari produk pangan yang bersifat tidak baik kepada kesehatan. Keputusan membeli atau tidak membeli itu ada di diri sendiri. Dan jika ada menemukan berbagai penyimpangan, bisa segera melaporkan kepada kami langsung,” tuturnya.
Kepala Subid Pengawasan Keamanan dan Mutu Kosmetik BPOM RI Dra. Tita Nursjafrida MKM berpesan agar masyarakat tidak mudah untuk diiming-imingi.
“Kita memilih masyarakat tertentu untuk jadi agent of change dan itu langsung di wilayah mereka. Jangan sampai mudah dipengaruhi, itu yang kita harapkan,” tutupnya.