Insitekaltim,Bontang – Ketua DPRD Kota Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam berencana memanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) melalui Komisi I. Pemanggilan ini untuk menanyakan terkait metode pelaksanaan Nyamuk Wolbachia. Termasuk dampak yang ditimbulkan dengan skema ini.
Pemanggilan ini diperlukan lantaran Wolbachia ditunda penyebarannya di Bali. Padahal, Bali dan Bontang sama-sama menjadi pilot project. Tetapi politikus muda Partai Golkar itu menilai, program tersebut bagus untuk menekan angka demam berdarah dengue (DBD).
Terbukti program ini sudah berhasil di Yogjakarta. la berpendapat warga Bontang tidak perlu khawatir secara berlebihan.
“Program ini sudah terbukti bagus sebetulnya, karena sudah diterapkan di beberapa kota,” jelasnya.
“Namun masyarakat kan pasti khawatir jika tidak paham dan itu akan memicu kegaduhan,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Andi Faiz menilai penundaan di Bali karena belum dilakukan sosialisasi. Padahal, tahapan ini sangat diperlukan, sehingga masyarakat bisa menerima informasi yang jelas terkait Program Wolbachia ini.
“Dinkes perlu segera menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat di Bontang Barat dan Selatan. Supaya program ini diserap secara utuh,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan, Toetoek Pribadi Ekowati mengatakan jadwal ini maju dari sebelumnya yang diperkirakan awal Januari.
“Saat ini masih dilakukan persiapan,” ucap Toetoek.
Penyebaran Nyamuk Wolbachia diklaim efektif untuk menurunkan tingkat penularan DBD. Adapun dari hasil penelitian terbukti aman. Pada 2021 lalu World Health Organization (WHO) telah mengakui dan menganjurkan penggunaannya.
“Efektivitas penurunannya juga telah dilakukan di 13 negara lain,” tuturnya.
Artinya, tidak ada rekayasa genetik dalam teknologi Wolbachia. Penyebaran nyamuk yang dilakukan saat ini pun merupakan implementasi, bukan lagi uji coba.
“Uji coba sudah dilakukan. Saat ini penerapannya dilakukan di lima kota yakni Jakarta Barat, Bandung, Kupang, Semarang, dan Bontang,” pungkasnya.