Insitekaltim,Sangatta – Program inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik pada sapi di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) sudah mulai berjalan.
Tujuan IB adalah untuk menunjang keberhasilan dalam ternak sapi khusus pengembangbiakan dengan siklus tertentu.
Upaya peningkatan populasi sapi pun harus disesuaikan dengan jenis sapi mulai dari sapi bali, sapi brahman, sapi simental dan sapi madura dan sapi simental untuk menghindari kerdil atau tumbuh pendek dari hewan peliharaan ini.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutim dr Kurniawan mengatakan untuk menyukseskan program kawin suntik pada sapi bergantung pada pengawasan ternak pada para peternak sapi.
Para peternak harus bisa mengetahui periode dan waktu birahi atau masa subur dari sapi. Jarak masa subur sapi 21 hari dengan waktu subur hanya 18 jam setelah itu baru dilakukan pelaporan untuk mendapatkan suntik.
Namun hal yang menjadi kendala adalah para peternak tidak bisa melakukan pengawasan secara intensif sebab sapi dibiarkan berkeliaran.
“Sapi ini dilepasliarkan di hutan-hutan sawit. Mereka merasa tidak perlu capek untuk memberi makan tiap harinya,” ujarnya kepada Insitekaltim di ruang kerjanya, Selasa (30/5/2023).
Dijelaskannya untuk memaksimalkan peningkatan populasi sapi melalui kawin suntik, para peternak harus bisa meninggalkan sistem peternakan konvensional dan beralih ke sistem kandang.
Berternak dengan menggunakan sistem kandang tidak hanya memudahkan dalam pengawasan masa subur sapi, tapi juga menguntungkan para petani melalui kotoran hewan yang menjadi pupuk organik.
“Sekarang pupuk hanya bisa beberapa jenis tanaman, sementara yang lain tidak bisa karena itu kami dari Dinas Pertanian dorong gunakan pupuk kandang,” tuturnya.
Akan hal ini, Distanak Kutim terus melakukan sosialisasi kepada para peternak untuk mengandangkan sapi karena sapi akan menghasilkan anak tiap tahunnya jika lewat kawin suntik, serta kotorannya pun dimanfaatkan jadi pupuk.
“Nah ini kan untungnya dobel. Tiap tahunnya melahirkan, kontorannya dijadikan pupuk,” terangnya.
Sembari tahap sosialisasi, program kawin suntik pun tetap dilaksanakan dengan menyasar sapi yang di kandang baik di Sangatta maupun beberapa kecamatan.
“Sudah mulai berjalan kawin suntik, bagi sapi yang di kandang,” tandasnya.