Insitekaltim,Samarinda – Kegiatan Deklarasi Sekolah Ramah Anak oleh MTS Negeri Samarinda di Lapangan Model State Islamic Junior High School Madrasah Tsanawiyah Negeri Model pada Senin (13/3/2023) dihadiri Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso.
Deklarasi sekolah ramah anak ini terdiri dari serangkaian kampanye, yaitu kampanye gerakan anti bullying, kampanye pencegahan perkawinan anak, kampanye stop pekerja anak, kampanye pencegahan kekerasan terhadap anak dan kampanye pencegahan anak putus sekolah.
Ketika disambangi awak media, Wawali Kota Samarinda Rusmadi Wongso menyampaikan bahwa sekolah yang ramah anak seharusnya bukanlah hal baru. Baginya sekolah memang harus ramah dan aman untuk anak.
“Sebenarnya ini bukan cerita hari ini, yang namanya sekolah itu memang harusnya sekolah ramah, sekolah yang bersih, sekolah yang sehat itu adalah sekolah yang dapat melindungi anak-anak,” sebutnya.
Deklarasi sekolah ramah anak ini mengingatkan semua warga negara untuk memberikan hak anak atas keselamatan, kesehatan, pendidikan dan terbebas dari eksploitasi anak usia sekolah.
“Kalau sudah ini, stop eksploitasi anak usia sekolah, stop pernikahan dini kemudian stop bullying, stop kekerasan terutama pada perempuan itu kan hak anak,” ujar Rusmadi.
“Dalam rangka untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak. Artinya mulainya justru di anak anak ini dibekali,” tambahnya.
Rusmadi menekankan pentingnya mencegah pernikahan usia dini pada kalangan remaja. Pernikahan usia dini akan membawa pengaruh buruk baik kepada pasangan muda itu maupun keturunan mereka kelak.
Rusmadi menyinggung terkait adanya stunting pada anak yang meningkat di Indonesia akibat pernikahan dini.
Rusmadi menyebutkan stunting akan menjadi beban bagi negara. Negara Indonesia sangat membutuhkan anak-anak usia produktif dan sehat untuk membangun negeri.
“Kita pasti tidak mau nanti ada anak-anak yang stunting. Kalau stunting apa ini beban. Kenapa beban? Negara ini kan butuh anak anak yang produktif,” sebutnya.
Rusmadi menyampaikan bonus demografi yang akan dimulai pada tahun 2030 merupakan hal penting agar sekolah menjadi kunci strategis menciptakan generasi unggul.
“Bonus demografi itu bukan sebuah wacana saja. Di negara-negara maju seperti Jepang dan Korea itu betul-betul memanfaatkan usia produktif ini untuk apa? Untuk betul-betul mempersiapkan sekolah itu menjadi kunci wadah strategis untuk persemaian anak kita,” ujarnya.
Sebagai informasi, bonus demografi adalah potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, dimana proporsi usia kerja lebih besar daripada proporsi bukan usia kerja.