Reporter: Hilda – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Mengikuti perkembangan era 4.0, Anwar Sanusi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kaltim, nyatakan kesiapan Kaltim mengadopsi pembelajararan dengan sistem e-learning.
Menurutnya, diseminasi Dinas Pendidikan yang dipaparkan hari ini, Senin (30/12/2019) di Lantai 4 Hotel Grand Sawit merupakan bukti kesiapan Kaltim, menerapkan digitalisasi bidang pendidikan dibandingkan daerah lain.
“Mereka belum memulai seperti kita. Sementara kita sudah memberikan workshop kepada guru-guru untuk membuat pembelajaran secara online,” terangnya saat ditemui usai rapat di Lobi Hotel Grand Sawit.
Dikatakan Anwar, sistem ini telah diuji ke 11 sekolah di tiap Kabupaten/Kota di Kaltim. Hasilnya, metode ini lebih efektif dibandingkan cara belajar konvensional karena murid bebas mengakses materi kapan dan dimana saja secara berulang-ulang.
Ia turut memaparkan, bahwa di 2024 mendatang, program ini akan mampu diterapkan secara menyeluruh di Kaltim.
Hal ini dikarenakan masing-masing sekolah yang menjadi piloting telah diberi tambahan bandwidth, yakni kapasitas maksimum dari jalur komunikasi yang digunakan untuk mentransfer data dalam hitungan detik yang berfungsi menghitung transaksi data.
“2024 sudah clear semua sekolah sudah menerapkan. Inikan kita sudah ada bandwidth, jadi bisalah,” pungkasnya.
Sementara itu, Sudiyatno Ketua Tim Pelaksana Masterplan menyatakan, ketika sistem pembelajaran dengan model digitalisasi bisa terimplementasi dengan baik, maka hal ini bisa mempercepat pembangunan di bidang pendidikan.
“Dengan internet (pembelajaran) menjadi lebih cepat dan mudah,” tuturnya.
Meski begitu, dalam penerapannya masih ditemui kendala seperti blind spot dan daerah yang belum tersentuh aliran listrik.
Menurutnya, hal ini harus mendapat perhatian lebih dari Pemprov Kaltim.
“Itu sekolah kalau blind spot tidak bisa ngapa-ngapain. Ada juga listrik yang tidak masuk. Nah yang seperti itu harus disiasati bagaimana yang di kota ini cepat dan disana juga mendapat perhatian lebih. Karena di sekolah harus tersedia infrastruktur,” tutupnya.