Insitekaltim Bontang– Walikota Bontang Neni Moerniaeni terus melakukan terobosan demi kesejahteraan warga Bontang. Kali ini perhatian terhadap para nelayan, dimana Pemkot Bontang mengkonversi penggunaan bahan bakar minyak ke Bahan Bakar Gas, melalui Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) sebanyak 113 paket bantuan mesin kapal disalurkan, Jumat (28/10/2018) lalu.
Neni menyebutkan, dimana ratusan nelayan tangkap itu berkapasitas 5 GT (gross ton) ke bawah. Program ini sepenuhnya didanai pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Tentu, penggunaan BBM ke BBG di kalangan nelayan, akan sangat membantu peningkatan perekonomian nelayan. Pasalnya, penggunaan gas sebagai bahan bakar kapal nelayan jauh lebih irit dibanding BBM sejenis solar yang selama ini digunakan. Selain itu, BBG ramah lingkungan,”ucapnya
Neni Morniaeni berharap, program konversi penggunaan BBG ini terus berlanjut dan bisa mengkaver seluruh nelayan tangkap dengan ukuran kapal 5 GT ke bawah. Neni optimis, dimana program tersebut mendapat dukungan dari pusat, mengingat Bontang, memang dikenal sebagai kota industri pengolahan gas terbesar di Indonesia.
“Kami berharap,program konversi penggunaan BBG ini terus berlanjut. Bukan hanya di sektor perikanan tangkap, tapi juga meluas ke sektor usaha kecil lain. Termasuk untuk kebutuhan kendaraan.” ungkapnya
Kepala DKP3 Aji Erlynawati mengaku program ini sudah pernah diusulkan pada tahun 2016. Namun, setahun selepas itu, ada daerah lebih membutuhkan akibat terkena bencana, sehingga bantuan untuk Bontang dialihkan ke daerah tersebut. “Kita menunggu 2 tahun, barulah bantuan tersebut bisa terealisasi tahun ini,” Kata Aji Erlynawati.
Dia menambahkan, saat ini jumlah rumah tangga nelayan di Bontang berjumlah 3.164 orang. Tapi untuk mendapatkan bantuan tersebut harus terverifikasi terlebih dahulu oleh Pemkot Bontang melalui dinas DKP3.(sumber_ppidbtng)
Neni menyebutkan, dimana ratusan nelayan tangkap itu berkapasitas 5 GT (gross ton) ke bawah. Program ini sepenuhnya didanai pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Tentu, penggunaan BBM ke BBG di kalangan nelayan, akan sangat membantu peningkatan perekonomian nelayan. Pasalnya, penggunaan gas sebagai bahan bakar kapal nelayan jauh lebih irit dibanding BBM sejenis solar yang selama ini digunakan. Selain itu, BBG ramah lingkungan,”ucapnya
Neni Morniaeni berharap, program konversi penggunaan BBG ini terus berlanjut dan bisa mengkaver seluruh nelayan tangkap dengan ukuran kapal 5 GT ke bawah. Neni optimis, dimana program tersebut mendapat dukungan dari pusat, mengingat Bontang, memang dikenal sebagai kota industri pengolahan gas terbesar di Indonesia.
“Kami berharap,program konversi penggunaan BBG ini terus berlanjut. Bukan hanya di sektor perikanan tangkap, tapi juga meluas ke sektor usaha kecil lain. Termasuk untuk kebutuhan kendaraan.” ungkapnya
Kepala DKP3 Aji Erlynawati mengaku program ini sudah pernah diusulkan pada tahun 2016. Namun, setahun selepas itu, ada daerah lebih membutuhkan akibat terkena bencana, sehingga bantuan untuk Bontang dialihkan ke daerah tersebut. “Kita menunggu 2 tahun, barulah bantuan tersebut bisa terealisasi tahun ini,” Kata Aji Erlynawati.
Dia menambahkan, saat ini jumlah rumah tangga nelayan di Bontang berjumlah 3.164 orang. Tapi untuk mendapatkan bantuan tersebut harus terverifikasi terlebih dahulu oleh Pemkot Bontang melalui dinas DKP3.(sumber_ppidbtng)