
Insitekaltim, Samarinda – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sri Puji Astuti menekankan pentingnya pengarusutamaan gender di berbagai lini kehidupan masyarakat.
Menurutnya, perempuan harus diberi kesempatan yang setara untuk berkiprah di bidang yang selama ini dianggap sebagai domain laki-laki.
“Sudah saatnya perempuan masuk ke bidang-bidang yang dulu dianggap milik laki-laki saja, seperti menjadi sopir atau pekerja distribusi. Ini bukan soal kemampuan, tetapi soal memberikan kesempatan,” ujar Sri saat diwawancarai di kediamannya, Selasa (24/12/2024).
Sebagai penerima penghargaan Tokoh Peduli Gender dari JMSI Kaltim Awards 2024, Sri menilai kesetaraan gender tidak hanya menyangkut pekerjaan, tetapi juga akses terhadap pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan perempuan.
Ia menambahkan, upaya ini harus menjadi tanggung jawab bersama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung pemberdayaan perempuan.
Dalam konteks pendidikan, Sri juga menyoroti persoalan minimnya lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) negeri di Samarinda. Dari 12 lembaga PAUD negeri yang ada, ia mengungkapkan rencana penambahan satu lembaga baru di Loa Janan Ilir.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa PAUD swasta memerlukan perhatian lebih, terutama terkait izin operasional, kondisi bangunan dan kesejahteraan guru.
“Kondisi ini belum sesuai dengan peraturan wali kota yang mewajibkan jenjang PAUD sebelum masuk SD. Kita perlu memastikan semua anak memiliki akses yang sama ke pendidikan prasekolah,” kata Sri.
Ia juga menyoroti perlunya program peningkatan kualitas pendidikan bagi guru PAUD. Saat ini, guru diwajibkan memiliki gelar S1, tetapi banyak yang belum memenuhi syarat tersebut. “Kita harus berjuang agar ada program peningkatan kualitas guru dan insentif yang memadai untuk mereka,” tambahnya.
Sri menekankan bahwa anak-anak dari keluarga kurang mampu menghadapi tantangan besar dalam mengakses pendidikan prasekolah. Biaya tinggi untuk pengadaan seragam dan peralatan belajar sering menjadi kendala bagi orang tua.
“Harapannya, pemerintah bisa memberikan bantuan operasional pendidikan (BOP) untuk PAUD swasta agar beban orang tua lebih ringan,” ujarnya.
Lebih jauh, ia mengusulkan integrasi layanan pendidikan dengan layanan kesehatan, seperti imunisasi dan pemeriksaan mental, guna memastikan tumbuh kembang anak yang optimal.
Meski mendapat penghargaan dari JMSI Kaltim Awards, Sri menegaskan bahwa penghargaan itu bukanlah tujuan utama. “Penghargaan ini hanya bonus. Fokus utama saya adalah memastikan pendidikan inklusif dan memperjuangkan kesetaraan gender,” ungkapnya.
Sri berharap kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat menghasilkan langkah konkret untuk mewujudkan pendidikan berkualitas dan kesetaraan gender yang nyata di Kota Samarinda.