Insitekaltim,Bontang- Memiliki 70 persen wilayah perairan laut, Kota Bontang yang masuk dalam kota pesisir dengan hasil laut yang melimpah, membuat pemerintah Kota Bontang ingin menjadikan Kota Bontang sebagai industri garam.
Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, berharap agar Bontang mempunyai industri garam sendiri. Menurutnya memanfaatkan laut yang ada, Kota Bontang bisa menghasilkan garam sendiri.
“Tidak ada industri pupuk saja, saya ingin Bontang juga memiliki industri garam dengan memanfaatkan hasil laut kita,”ujar Neni.
Menurutnya, laut di Bontang cocok untuk produksi garam krosok, sehingga menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Bontang, selain itu para nelayan atau warga yang memproduksi ikan asin tidak perlu lagi membeli garam diluar daerah.
“Kalau punya industri garam sendiri kan tentu harganya lebih murah dari pada beli diluar kota seperti sulawesi, nantinya kita akan bentuk petani garam di Bontang,”jelas Neni.
Garam krosok banyak diperlukan oleh pengusaha ikan, juga pabrik es batu. Pasalnya, garam tersebut sebagai pengawet ikan dan juga es batu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKPPP) Bontang Aji Erlinawati menuturkan program usaha pemberdayaan garam ini tidak terlalu menekan biaya, dan prosesnya juga cukup mudah yaitu air laut dari tandon air muda dialirkan ke kotak tambak untuk proses penuaan air sampai kadar tertentu untuk dialirkan ke kotak tambak pembentukan kristalisasi garam. “Dari setiap unit rangkaian tunnel, ada 4 kotak tambak yang menghasilkan kristal garam atau garam krosok,” ujarnya.
Dirinya berharap nantinya bisa memproduksi satu ton garam perminggunya atau empat ton dalam sebulan. Bila harga garam krosok Rp 10 ribu perkilogram, maka akan menghasilkan Rp 40 juta perbulannya. Kebutuhan garam krosok perbulannya di Bontang mencapai 10 ton perbulan atau 120 ton pertahun.
“Biasanya masyarakat ambil dari Sulawesi 1 bulan 10 ton, setahun 120 ton lumayan kalau bisa penuhi dari kita sendiri sekilo nya Rp10.000 saya rasa tidak terpaut mahal, hanya saja hasilnya tergantung cuaca jika panas bisa cukup menguntungkan,”kata Aji Erlinawati kepada awak media,Sabtu (1/6/2019)
Rencananya program tersebut akan dimulai pada tahun 2020 mendatang, saat ini pihaknya masih inventarisasi lokasi yang paling tepat untuk industri garam.
“Kita masih lihat lokasinya dimana yang cocok, kemudian kita bentuk kelompok pengelolanya, semoga di tahun 2020 bisa terealisasi,”pungkasnya.(yanti)
624 Views