Insitekaltim,Samarinda – Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Jarwoko menekankan pentingnya persiapan menghadapi tantangan demografi yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2045.
Dalam acara Lokakarya Cara Baru untuk Belajar yang diinisiasi oleh Google for Education di Ballroom Hotel Aston Samarinda, Jarwoko mengingatkan bahwa Indonesia perlu melakukan langkah-langkah strategis agar dapat meraih bonus demografi yang dijanjikan.
“Sebentar lagi kita akan menyongsong Indonesia Emas, tepat 100 tahun setelah kemerdekaan. Pada tahun 2045, komposisi penduduk kita akan didominasi oleh usia produktif, dengan 70 persen atau 2 dari 3 penduduk berada dalam usia produktif,” kata Jarwoko pada Selasa (9/7/2024).
Namun, ia mengingatkan bahwa jika tidak dimitigasi dengan baik, kondisi ini bisa berubah menjadi beban negara. Persiapan yang baik sangat diperlukan. Langkah cepat, menurut Jarwoko harus segera diterapkan agar Indonesia Emas 2045 tidak hanya sebuah angan belaka.
“Kita harus siapkan dengan baik. Janji bonus demografi bukan hanya ramalan, tetapi harus benar-benar dapat diwujudkan. Kita perlu bergerak cepat supaya tidak ada bencana demografi,” tegasnya.
Salah satu upaya utama yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan ini adalah melalui transformasi pendidikan. Digitalisasi dalam sistem pembelajaran yang juga sudah diterapkan banyak negara maju diharapkan bisa diadaptasi di Kaltim.
“Kita harus menggencarkan transformasi pendidikan, salah satunya melalui digitalisasi sekolah yang melibatkan Google for Education,” tuturnya.
Jarwoko menyampaikan empat parameter utama dalam transformasi pendidikan yang ditekankan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbud Ristek RI) Nadiem Makarim.
Pertama, pembelajaran yang berfokus pada peserta didik. Aktivitas pembelajaran harus fokus pada kepentingan peserta didik, dengan menyediakan sarana prasarana, metode pendidikan dan kebijakan yang mendukung pembelajaran personal yang spesifik.
Kedua, ekosistem pembelajaran yang aman dan nyaman. Komunitas belajar harus dikembangkan dalam lingkungan yang aman, nyaman dan berkualitas. Kehadiran sarana prasarana seperti komputer dan fasilitas bermain dapat mendukung transformasi ini.
“Ketiga, pendidikan harus menciptakan komunitas di mana semua anggotanya adalah orang-orang yang suka belajar, berkolaborasi dan berkontribusi. Setiap individu harus berkontribusi dan tidak bekerja sendiri-sendiri,” sebut Jarwoko.
Keempat, pembelajaran yang berdampak. Belajar harus memberikan dampak nyata bagi kehidupan peserta didik. Transformasi ini harus memastikan adanya perubahan positif, seperti peningkatan sopan santun dan pemahaman akan toleransi.
“Kita harus pastikan bahwa belajar berdampak bagi peserta didik. Proses belajar adalah bagian dari persiapan kita menyongsong 100 tahun kemerdekaan Indonesia,” katanya.
Melalui transformasi pendidikan yang komprehensif, Indonesia diharapkan dapat memetik hasil positif dari bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2045, menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih kuat dan maju.