
Insitekaltim, Samarinda – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur Firnadi Ikhsan menilai Kutai Timur (Kutim), Kutai Kartanegara (Kukar) dan Penajam Paser Utara (PPU) perlu mendapat perhatian khusus pemerintah sebagai pemasok utama beras di daerah, terutama setelah temuan Disperindagkop yang mengungkap 16 dari 17 sampel beras tidak memenuhi standar SNI.
Menurut Firnadi, peningkatan produksi di tiga daerah tersebut membutuhkan jaminan ketersediaan lahan pangan berkelanjutan yang dilindungi regulasi. Ketiadaan aturan yang membatasi alih fungsi lahan membuat ruang gerak petani terhimpit, sementara keuntungan dari bertani belum sepenuhnya menjanjikan.
“Ketersediaan lahan harus dijaga, jangan sampai lahan pertanian dijual atau dialihkan izinnya. Pemerintah perlu hadir melindungi dan memperjuangkan lahan pangan berkelanjutan,” ujarnya pada Jumat 8 Agustus 2025.
Firnadi menilai perlunya dukungan menyeluruh, mulai dari regulasi, pembinaan, hingga jaminan keberlanjutan usaha tani. Saat gagal panen, petani juga harus mendapat dukungan agar tetap termotivasi menanam.
Ia juga menyinggung inisiatif Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji yang meminta setiap perusahaan tambang menyiapkan 200 hektare lahan pascatambang untuk ketahanan pangan. Langkah itu dinilai positif asalkan direncanakan dengan baik dan selaras dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
“Apapun jalannya, baik lewat pemerintah daerah maupun perusahaan, yang penting ada perencanaan jelas untuk melindungi kebutuhan pangan kita,” tambahnya.
Lahan yang sudah masuk peruntukan pertanian dalam RTRW harus benar-benar dijaga, baik yang dimiliki masyarakat maupun institusi lain. Regulasi ketat diperlukan sebagai benteng terhadap ancaman berkurangnya lahan pangan.
Meski Disperindagkop belum memutuskan penarikan beras non-SNI dari pasaran, Firnadi melihat peluang bagi beras lokal untuk mengisi pasar. “Kalau memang ada yang ditarik, petani lokal bisa mengambil peran. Tapi itu butuh pembinaan agar kualitas beras bersaing,” ujarnya.
Beras produksi lokal dari KUD dan penggilingan di daerah dinilai mampu bersaing dengan merek premium jika didukung proses produksi yang baik dan berkelanjutan.