Insitekaltim Bali- Ketua Komisi Pemilihan Umum(KPU) Provinsi Bali DR. I Wayan Jondra memberi kiat-kiat dalam penyusunan keuangan dan cara menaikkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pilkada
Hal ini disampaikan DR. I Wayan Jondra Ketua KPU Bali kepada Insitekaltim dalam rapat kerja penyusunan laporan dan evaluasi keuangan, umum dan logistik pilgub Kaltim, Sabtu, (15/9/2018) di Hotel Grand Inna Kuta Bali
Menurut DR. I Wayan Jondra bahwa dalam penyusunan keuangan yang terpenting setiap saat harus dilakukan pemeriksaan. Tujuannya untuk cepat mengetahui apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan pelaporan dan itu harus kita lakukan
“Kalau bicara pilgub Bali dengan biaya kurang lebih 1.85 miliar, dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 2.982.201 juta dengan jumlah penduduk 4,225 juta, tersebar di 9 kabupaten/kota
“Dan semua bisa terlaksana dengan baik, walaupun anggaran yang minim tapi bisa kami memaksimalkan sehingga semua kegiatan bisa dilaksanakan. Setiap kegiatan kami bentuk pokja, dan kami baru membayar setelah pokja melaksanakan kegiatan kalau tidak, ya kami tidak membayarnya,”kata Jondra
Dalam pilgub Bali kemarin tingkat partisipasi masyarakat mencapai 72 persen dan ini turun dibanding dengan pilgub 2013, mencapai 77 persen. Kenapa tingkat partisipasi pemilih di Bali tinggi karena masyarakat disini kepekaan sosialnya cukup tinggi.
“Hal ini disebabkan adanya kepedulian masyarakat terhadap budaya, misalnya dari mereka tidak ada kepedulian kepada lingkungannya sanksinya kalau dia mati maka tidak ada masyarakat yang mau membantu mengantarkan ketempat peristirahatannya (kuburannya),ini contoh kecil
“Mungkin ini hanya terjadi di Bali kalau di Kaltim mungkin beda, tapi yang terpenting kita sebagai penyelenggara harus yakin kalaupun ada kekurangan nanti bisa dievaluasi,”ucapnya
Selain itu, kepekaan terhadap sosial masyarakatnya sangat luar biasa sehingga tingkat partisipasi dalam pilkada Bali sangat tingggi. Kita harus merubah pola fikir dari sekeliling kita maka pasti tujuan itu bisa tercapai,”harapnya
Yang tidak kalah penting kunci keberhasilan adalah komitmen,konsisten,aksi yang jelas dan monitoring serta evaluasi berkelanjutan,”papar jondra
Ditempat yang sama Ida Farida Komisioner KPU Kaltim Divisi Keuangan dan logistik menyebutkan bahwa antara Bali dan Kaltim sangat jauh berbeda, baik luas daerahnya maupun jumlah kabupaten/kotanya yang dimiliki Bali
“Sedangkan Kaltim luas daerahnya cukup menantang sehingga harus bekerja ekstra karena jarak tempuh dari daerah kabupaten satu dengan kabupaten lainnya, itu cukup jauh dan memakan waktu lama kalau di Bali hanya 30 menit bisa sampai,”cetusnya
Kalau dikaltim tidak seperti itu, kenapa. anggaran di Bali kecil dibanding dengan anggaran Kaltim karena tadi sudah dijelaskan oleh ketua KPU Bali bahwa jarak tempuh dari daerah- kedaerah di Bali tidak banyak memakan waktu dan jarak tidak terlalu jauh beda dengan Kaltim,”beber Ida Farida
Harapannya nanti setelah kegiatan dari sini(bali) bisa kita contoh seperti apa yang dilakukan KPU Bali, misalnya nanti kita buat riset untuk pemilih diKaltim, selama ini kan, tidak tahu kenapa alasanya partisipasi masyarakat rendah dan kenapa di PPU tingkat pemilih tinggi
“Dari sini, nanti akan mengetahui secara pasti kenapa angka partisipasi masyarakat di Kaltim rendah. Hasil riset atau kajian yang melibatkan pakar dari akademisi maupun dari lembaga swadaya masyarakat yang berkompeten masalah pilkada,”ungkap Ida
Wartawan sukri