
Insitekaltim,Kukar – Kepala Desa Segihan, Hendra Wahyudi, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur pertanian menjadi program prioritas Pemerintah Desa Segihan, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, tahun ini.
Menurutnya, perbaikan akses menuju lahan-lahan pertanian merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya membangkitkan ekonomi desa yang masih sangat bergantung pada sektor pertanian.
“Infrastruktur tetap menjadi bagian penting dalam pembangunan di Desa Segihan. Utamanya membenahi akses ke lahan pertanian yang masih menjadi sektor perekonomian masyarakat,” ujar Hendra, yang akrab disapa Yudi, dalam keterangan belum lama ini.
Yudi menuturkan, sekitar 40 persen warga Desa Segihan menggantungkan hidupnya sebagai petani. Selebihnya bekerja di sektor swasta dan perikanan. Melihat data itu, tak ada pilihan lain selain memperkuat kembali pondasi ekonomi berbasis pertanian melalui intervensi pembangunan infrastruktur dasar.
“Pembangunan infrastruktur pertanian di Desa Segihan sangat penting untuk menunjang ekonomi masyarakat khususnya para petani,” ujarnya.
Karena itu, pada tahun ini Pemdes Segihan memfokuskan anggaran dan tenaga pada peningkatan jalan usaha tani serta pembangunan embung. Dua infrastruktur tersebut dinilai strategis, bukan hanya untuk mendukung distribusi hasil pertanian, tetapi juga membuka peluang pengembangan sektor pariwisata desa melalui konsep agrowisata.
“Untuk peningkatan jalan usaha tani adalah infrastruktur jalan yang khusus dibangun untuk memudahkan akses petani ke lahan pertanian mereka. Jalan ini berfungsi sebagai penghubung antara lahan pertanian dengan titik dikumpulkannya hasil pertanian,” tutur Yudi.
Dengan keberadaan jalan usaha tani yang lebih representatif, Yudi meyakini proses distribusi hasil pertanian akan menjadi lebih efisien. Biaya transportasi bisa ditekan dan waktu tempuh pun dipersingkat. Hal ini, kata dia, akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi desa.
“Dengan peningkatan jalan usaha tani, maka proses distribusi hasil pertanian menjadi lebih efisien, mengurangi biaya transportasi, dan mempercepat waktu bagi para petani,” imbuhnya.
Di sisi lain, pembangunan embung juga menjadi perhatian utama. Embung, selain berfungsi sebagai cadangan air untuk kebutuhan pertanian, juga akan diarahkan menjadi pusat pengembangan agrowisata desa.
Potensi ini, kata Yudi, terbuka lebar mengingat kultur wilayah dan kultur masyarakat yang sudah terbiasa dengan aktivitas pertanian terpadu.
“Untuk pembangunan embung ini, nanti kami memanfaatkannya untuk agrowisata, karena kami juga ingin di Desa Segihan memiliki sektor pariwisata desa dengan pengembangan agrowisata ini,” ujarnya.
Gagasan tersebut bukan tanpa dasar. Yudi menilai, integrasi sektor pertanian dan pariwisata bisa menjadi kekuatan baru desa, terutama dalam menciptakan lapangan kerja alternatif dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Namun, ia juga menyadari bahwa capaian program ini tak bisa berdiri sendiri. Ia berharap ada sinergi yang kuat antara pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten agar program-program pembangunan pertanian ini dapat berjalan berkelanjutan dan konsisten.
“Saya berharap, dengan pembangunan infrastruktur pertanian ini, maka sektor pertanian di Desa Segihan terus meningkat sehingga dapat terwujudnya masyarakat sejahtera,” pungkasnya. (Adv)