Insitekaltim,Samarinda – Pameran Kaligrafi Kaltim Expo dalam acara Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXX Tahun 2024 di Convention Hall Sempaja Samarinda, ramai didatangi pengunjung.
Di sana, menampilkan seni kaligrafi dari berbagai negara. Seni kaligrafi tersebut memiliki ukuran yang berbeda dan keunikan yang berbeda pula.
Direktur Islamic Art Exhibition M Arif Syukur mengungkapkan pameran kali ini melibatkan 36 negara dengan partisipasi 157 seniman kaligrafi. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya melibatkan 25 negara.
“Ini bukan hanya tentang kaligrafi dari negara Timur Tengah, tapi juga seluruh dunia. Tahun ini kami menghadirkan seniman dari Amerika Serikat, Kanada, Belanda, Jepang, hingga Palestina,” jelas Arif, Selasa (10/9/2024).
Pameran ini diharapkan tidak hanya berfokus di Jakarta sebagai muaranya, tetapi akan diadakan secara bergilir di berbagai daerah di Indonesia, menyesuaikan dengan pelaksanaan MTQ Nasional.
Kaligrafi yang ditampilkan lebih dari 100 karya, dengan setiap negara dibatasi maksimal dua karya, kecuali Indonesia sebagai tuan rumah. Karya-karya ini melibatkan berbagai seniman lokal di Kaltim
Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan Islam sebagai agama yang peduli dengan seni dan budaya. Arif menambahkan bahwa kaligrafi adalah bagian dari peradaban Islam yang universal, tidak hanya dinikmati oleh umat muslim, tetapi juga oleh masyarakat nonmuslim.
“Apa yang kami goreskan adalah kalimat yang mulia, yang datang dari Sang Pencipta. Ini adalah syiar Islam melalui seni, yang bisa dinikmati oleh siapa saja, tanpa diskriminasi,” tutupnya.

Gori Yusuf Husein merupakan seniman kaligrafi asal India, kala itu memberikan demonstrasi cara ia membuat karyanya. Dirinya melukis di atas sebuah kain dan karung goni halus yang dijahitnya menjadi satu.
Kemudian, Gori menimpa susunan kain itu dengan kalimat tauhid “Lailahaillallah”, lalu dibuatnya kain yang sudah berumur sangat tua itu. Dia memberikan tambahan lekuk dan jahitan sampai sebuah sobekan untuk menambah kesan tua.
Menilik beberapa karya kaligrafi dari luar negeri. Ada karya yang penuh teka-teki. Karya ini dibuat oleh karya Abdul Rahman Al Kharusi, Saudi Arabia, dengan lukisan berjudul Ka’bah. Kaligrafi yang dominan berwarna hitam ini, membuat pengunjung harus menemukan ayat Alquran di dalamnya.
Karya Affan Saluheen, yang berasal dari Thailand. Ia melukiskan kaligrafi yang terinspirasi dari Quran Surah (QS) Yusuf Ayat 2. Ia menorehkan cat yang dominan warna merah, biru tua dan putih sebagaimana warna bendera kebangsaannya.
Karya Ahmed Talib Khamis Al Marikhii, Oman, yang terlukis dengan judul Bani Israil 80. Lukisan ini menyerupai sebuah sampul Alquran. Banyak detail-detail ayat Alquran yang sangat kecil. Warna yang digunakannya seperti cream, biru keunguan dan coklat gelap.
Sangat rapi dan mulus pemberian warnanya, karya Fared A Ali asal Kuwait dengan judul Shalawat, terlihat seperti bukan dilukis oleh tangan manusia. Tidak ada celah warna yang longgar atau kekosongan walau setitik. Inilah yang istimewa dari kaligrafinya.
Mencampurkan antara peralatan rumah tangga dan seni lukis, karya kaligrafi Riyanto asal Indonesia berjudul Rahmatan Lil Alamin, mengalihkan fokus pengunjung. Bentuk hati dari media lukisnya, warna feminim seperti oranye terang, ungu terong, baby pink, memberikan kesan Riyanto ingin kaligrafi terlihat ceria.