
Reporter: Nuril – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Kegiatan ekspor Pisang Kepok Grecek oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terkendala transportasi darat maupun laut.
Dalam satu bulan, permintaan Malaysia terhadap Pisang Kepok Grecek sebanyak 800 ton. Namun, Gapoktan di wilayah Kutim hanya mampu menyediakan maksimal 80 ton saja. Itu artinya masih membutuhkan produksi yang lebih terhadap pisang Kepok Grecek ini agar dapat memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor.
“Adapun kendala yang mereka hadapi salah satunya ialah perihal transportasi pengangkutan. Baik yang melalui darat, dari Kecamatan Kaliorang menuju Balikpapan serta jalur laut yang dari Balikpapan menuju Malaysia dimana harus melewati jalur Jakarta,” ujar Kasi Produksi dan Perlindungan Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Kutim, Wahyudi Nor saat diwawancarai oleh Insitekaltim.com di Kantor Dinas Pertanian, Kawasan Bukit Pelangi, Sangatta, Selasa (4/5/2021).
Yudi, sapaan akrabnya, menjelaskan jika Pelabuhan Maloy dapat beroperasi, maka akan menjadi alternatif pengiriman ekspor Pisang Kepok Grecek menuju Malaysia. Lantaran tidak memerlukan lagi jalur darat menuju Balikpapan.
Pasalnya, pengiriman tersebut juga mempengaruhi kualitas dari Pisang Kepok Grecek.
“Waktu tempuh perjalanan dari Kecamatan Kaliorang menuju Malaysia itu kurang lebih 13 hari sehingga petani harus memanen Pisang Kepok Grecek tersebut saat tingkat kematangannya mencapai 70 persen” jelas Yudi.
Sehingga ketika pisang tersebut sampai di Malaysia telah mencapai tingkat kematangan yang sempurna. Hal itu juga sudah diantisipasi dengan pemberian freezer di setiap kontainer pengangkut pisang.
“Untuk itu jika pelabuhan Maloy beroperasi maka akan mengurangi biaya pengangkutan serta lebih mempersingkat waktu pengiriman,” tutup Yudi.