
Insitekaltim, Sangatta – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim menggelar operasi pasar murah di 18 kecamatan se-Kabupaten Kutai Timur.
Kepala Disperindag Kutim, M Zaini mengatakan kegiatan pasar murah ini merupakan bagian dari bentuk subsidi pemerintah akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan inflasi.
Operasi pasar murah berdasarkan instruksi Presiden di mana semua daerah mengalokasikan 2 persen Dana Alokasi Umum (DAU) untuk BBM dan Inflasi.
Disperindag Kutim mendapatkan anggaran sebesar Rp10 miliar dari Pemkab Kutim, dengan target penyaluran paket menyasar 1560 penerima paket di setiap kecamatan.
“Tapi kan tidak semua kecamatan jumlah penduduk dengan ekonomi terbatas juga tidak sebesar itu, setiap kecamatan. Bahkan ada yang jauh di bawah dari itu,” jelasnya kepada awak media, Selasa (22/11/2022).
Data penduduk dengan ekonomi terbatas diberikan langsung oleh kecamatan masing-masing dengan indikator tidak berpenghasilan tetap, gaji di bawah UMR termasuk buruh dan petani.
“Maka untuk mendapatkan paket, syaratnya itu, harus melampirkan KK dan KTP,” jelasnya.
Saat ini Disperindag Kutim sejak 7 November 2022 sudah menggelar pasar murah disejumlah kecamatan yakni Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Sangkulirang, Rantau Pulung dan Bengalon.
“Paketnya nanti disesuaikan dengan data, jika kelebihan maka akan dikembalikan ke kas daerah,” jelasnya.
Ia mengakui kerap mengalami keterlambatan dalam pendistribusian paket, karena terkendala kesulitan mendatangkan barang dari luar daerah salah satunya karena faktor jalan dan antrian BBM.
“Kadang kegiatan jadwal hari ini tapi paketnya baru datang dua hari kemudian,” ujarnya.
Kendati demikian, dirinya optimis akan menggelar pasar murah di seluruh kecamatan di Kabupaten Kutai Timur. Namun ia juga berharap dinas terkait yang dipercayakan untuk menyalurkan subsidi BBM juga segera merealisasikan subsidinya.
“Nah satu paket kita kan isinya, beras, minyak goreng dan kebutuhan sembako lainnya yang kalau ditotalkan mencapai harga Rp 300 ribu. Kita subsidi 50 persen, yakni satu paket itu hanya Rp 150 ribu. Tapi masih ada masyarakat yang tidak mampu. Mereka minta mana subsidi BLT-nya, agar uangnya bisa di gunakan untuk beli paket sembako ini,” tandasnya