Insitekaltim, Jakarta – Pemerintah berkomitmen untuk mendukung penguatan pasar modal melalui pemberian insentif pajak dan berbagai stimulus ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal ini dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2025 pada Kamis 2 Desember 2025.
Sri Mulyani menyebutkan bahwa langkah ini diambil untuk memperkuat ekosistem pasar modal Indonesia, mendorong partisipasi masyarakat, dan memastikan sektor prioritas tetap tumbuh di tengah tantangan global.
“Pemerintah memberikan berbagai stimulus, mulai dari insentif pajak untuk sektor properti, otomotif, hingga UMKM. Ini adalah wujud dukungan kami terhadap pasar modal dan perekonomian nasional,” ujar Sri Mulyani dalam live streaming YouTube.
Beberapa insentif yang diberikan pemerintah antara lain pembebasan pajak penjualan untuk rumah hingga Rp2 miliar dan diskon PPN untuk kendaraan listrik dan hybrid.
Untuk UMKM, pemerintah membebaskan PPh bagi usaha dengan omzet di bawah Rp500 juta per tahun, serta memberikan pajak final sebesar 0,5% untuk omzet hingga Rp4,8 miliar.
“Kami ingin sektor properti, otomotif, dan UMKM tetap bertumbuh, karena sektor-sektor ini berdampak langsung pada perekonomian rakyat,” jelasnya.
Pemerintah juga memberikan subsidi bunga sebesar 5% bagi industri padat karya yang melakukan revitalisasi modal. Dukungan ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya peningkatan literasi keuangan masyarakat. Ia berharap generasi muda, termasuk pelajar, mulai familiar dengan investasi di pasar modal melalui edukasi sejak dini.
“Kita ingin masyarakat memahami cara berinvestasi yang sehat. Literasi pasar modal perlu masuk ke kurikulum agar generasi muda lebih siap dan percaya diri dalam berinvestasi,” ungkap Sri Mulyani.
Di akhir sambutannya, Sri Mulyani menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pelaku pasar untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan pasar modal. Dukungan regulasi dan inovasi juga dianggap sebagai kunci penguatan pasar modal di tengah persaingan global.
“Dengan sinergi, kita dapat menciptakan ekosistem pasar modal yang lebih inklusif, inovatif, dan bertanggung jawab,” tutupnya.