
Insitekaltim, Bontang – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bontang tahun 2025 diproyeksikan turun sebesar Rp900 miliar, dari Rp3,3 triliun pada 2024 menjadi Rp2,4 triliun.
Anggota DPRD Kota Bontang Muhammad Sahib mempertanyakan penyebab penurunan tersebut dan akan meminta penjelasan lebih lanjut dari pihak terkait.
“Nanti pasti kita pertanyakan kenapa bisa turun. DPRD kan tugasnya pengawasan. Alasannya bisa turun, sementara sebelumnya Rp3,3 triliun jadi Rp2,4 triliun, sangat besar penurunannya,” ujar Sahib, Selasa (22/10/2024).
Politikus Partai Nasdem itu menduga tingginya sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) menjadi salah satu faktor utama di balik penurunan ini. Jika silpa dapat diakumulasikan kembali, APBD bisa tetap berada di angka Rp3,3 triliun.
“Kayaknya silpanya tinggi. Kalau silpa bisa diakumulasikan kembali, bisa menjadi Rp3,3 triliun lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sahib menyoroti pengelolaan silpa agar anggaran tidak hanya tersimpan di kas daerah. Menurutnya, besarnya silpa menandakan ketidakoptimalan pelaksanaan program-program yang sudah direncanakan.
“Jangan besar-besar silpa lah. Kalau silpa besar, artinya tidak bekerja dong. Ada yang tidak beres, mungkin program tidak dilaksanakan sesuai harapan,” tambahnya.
Sahib berharap agar APBD dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat, bukan tersimpan sebagai anggaran tidak terpakai.
“Jangan banyak-banyak silpa, itu hak rakyat untuk rakyat. Dibayarkan lah untuk kemaslahatan masyarakat, jangan disimpan di kas,” tutupnya.