Insitekaltim,Samarinda – Menjelang Hari Raya Idulfitri, masyarakat tidak lagi asing dengan salah satu tradisi unik yang sudah mulai bermunculan di berbagai pusat perbelanjaan, parsel atau hampers Lebaran.
Buah tangan khas Lebaran yang memiliki varian isi, seperti kue kering, cemilan kemasan, minuman kaleng, barang pecah belah atau campuran dari semua hal tersebut jadi satu.
Mulai dari harga ratusan ribu sampai jutaan rupiah, parsel atau hampers sudah diburu beberapa kalangan untuk diberikan kepada keluarga, rekan kerja atau mitra mereka sebagai simbol menyambung silaturahmi dan berbagi.
Uniknya, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mengeluarkan kebijakan baru yang mewajibkan minimal 50 persen isi parsel berisi produk lokal usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Samarinda.
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Samarinda Nomor 500-210789/100.14 tentang Pengendalian Inflasi dalam Peningkatan Ekonomi UMKM dalam Penggunaan Produk Parsel selama Bulan Ramadan dan Menjelang Lebaran.
Surat edaran ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi di Kota Samarinda selama Bulan Ramadan dan menjelang Lebaran. Juga, untuk percepatan pengembangan dan pembinaan serta promosi produk bagi para pelaku UMKM di Kota Samarinda.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kota Samarinda Nurahmani menjelaskan, kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Wali Kota Samarinda sebelumnya, Nomor 500.2/4626/100.04 Tahun 2023.
“Kita ingin memanfaatkan momen Lebaran ini untuk membantu UMKM Samarinda,” ujarnya di Hotel Mercure Samarinda, Selasa (26/3/2024).
Surat edaran ini ditujukan kepada para pelaku usaha, pengadaan parsel, perusahaan, pusat perbelanjaan, swalayan, perbankan, supermarket, retail dan hotel dalam penjualan dan pembelian produk parsel, hampers atau bingkisan.
Ia menjelaskan, tidak ada daftar pasti UMKM lokal yang harus menjadi produsen. Namun, pihak yang bersangkutan disebut sudah mengetahui mana saja UMKM yang sesuai.
“Kita ingin UMKM tidak hanya berpangku tangan, tapi juga aktif jemput bola mendatangi calon konsumen,” imbuhnya.
Ia mengimbau agar UMKM tidak hanya menawarkan produk dalam bentuk hampers, tetapi juga produk satuan. Sehingga konsumen dapat menentukan sendiri isi hampers mereka.
“Namun jika ada calon konsumen yang ingin memesan dalam bentuk hampers, itu juga bisa dilakukan,” terangnya.
Kebijakan ini diambil karena kebiasaan saat lebaran bertukar hampers. Sayangnya, kebanyakan dari isinya masih produk pabrik.
“Kita paham tidak semuanya bisa dipenuhi UMKM. Makanya kita tetapkan 50 persen barang lokal UMKM Samarinda,” pungkasnya.