Insitekaltim,Bontang – Anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Haris buka suara terkait kebutuhan transportasi kapal untuk pelajar yang bermukim di Kampung Malahing.
Ia mengaku sudah membicarakan hal tersebut dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang menyikapi berita yang muncul beberapa waktu lalu.
Pada momen itu ia menjelaskan ada dua opsi yang diwacanakan. Pertama sistem sewa dengan memanfaatkan kapal masyarakat, sebagai bentuk pemberdayaan atau yang kedua membeli kapal baru namun tetap dikelola masyarakat.
“Namun sampai saat ini masih belum ada keputusan. Tapi saya pastikan tahun depan sudah ada keputusannya,” ungkap Abdul Haris beberapa waktu lalu.
Menurutnya, memenuhi kebutuhan transportasi untuk para pelajar di Kampung Malahing merupakan keharusan bagi pemerintah, sebagai upaya pemenuhan sarana pendidikan bagi setiap penduduk Indonesia.
“Ini asas keadilan, tidak boleh ada perbedaan. Pemerintah bertanggung jawab mencerdaskan anak bangsa melalui pemenuhan sarana prasana yang dibutuhkan,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumya, pelajar dari Kampung Malahing mesti dibantu meringankan biaya transportasi untuk mengakses pendidikan di darat. Kapal yang sebelumnya kondisinya rusak berat.
Kampung Malahing merupakan salah satu permukiman di atas laut di wilayah pesisir, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan.
Untuk sampai ke sana atau sebaliknya akses satu-satunya hanya menggunakan perahu dengan waktu tempuh 15-30 menit, tergantung berapa besar kapasitas mesin perahu yang digunakan.
Ketua RT 30 Kampung Malahing Nasir Lakadda mengatakan saat ini ada sekitar 10 orang pelajar dari tempatnya, yang bersekolah di darat.
“Mereka sehari-hari mesti bolak balik, pagi berangkat menjelang sore kembali lagi ke Melahing,” ujar Nasir.
Menurut Nasir biaya yang dikeluarkan para orang tua pelajar itu berkisar Rp300 ribu per bulan, hanya untuk membayar sewa ojek kapal. Sementara, pendapatan mereka juga tidak menentu.
“Dulu memang ada bantuan kapal dari perusahaan, tapi kondisinya sekarang rusak. Tua sudah kapalnya bocor di mana-mana. Tapi kalau mesinnya masih bagus,” ujarnya.
Dari situ ia berharap peran pemerintah untuk membantu meringankan beban para orang tua.
Minimal memberikan subsidi pembiayaan transportasi. Apalagi tahun depan, sambung Nasir, ada sekitar 10 pelajar lagi yang akan bersekolah di darat.
Untuk sampai ke sana atau sebaliknya akses satu-satunya hanya menggunakan perahu dengan waktu tempuh 15-30 menit, tergantung berapa besar kapasitas mesin perahu yang digunakan.
“Saya sebenarnya sangat bersyukur melihat anak-anak Malahing mau bersekolah di tengah keterbatasan yang ada. Saya harap ini (biaya transportasi) menjadi perhatian pemerintah,” ujarnya.
Perlu diketahui, di Kampung Melahing terdapat sekolah dasar, namun para pelajar hanya bersekolah sampai kelas 5. Untuk jenjang selanjutnya ditempuh di darat untuk persiapan mengikuti ujian nasional.