Insitekaltim,Samarinda – Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Audit Kasus Stunting (Tim AKS) Semester I Tahun 2023 Kota Samarinda di Ruang Rapat Sembuyutan Lantai III Balai Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Kamis (6/4/2023).
Kegiatan ini membahas mengenai pembagian Lokus AKS Tahun 2023 dari 18 kelurahan dan pemaparan kegiatan dari Jadwal Tentatif AKS Semester I Tahun 2023.
Lokus AKS 2023 dibagi menjadi dua semester pelaksanaan, semester pertama terdiri dari sepuluh kelurahan dan semester kedua terdiri dari delapan kelurahan.
Adapun semester pertama dengan sepuluh kelurahan, yaitu Kelurahan Rawa Makmur, Kelurahan Bukuan, Kelurahan Sungai Keledang, Kelurahan Mesjid, Kelurahan Harapan Baru, Kelurahan Rapak Dalam, Kelurahan Loa Bakung, Kelurahan Lok Bahu, Kelurahan Teluk Larong Ulu, dan Kelurahan Karang Anyar.
Sementara itu, semester dua dengan delapan kelurahan, meliputi Kelurahan Teluk Lorong Ilir, Kelurahan Air Putih, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Gunung Kelua, Kelurahan Sidomulyo, Kelurahan Lempake, Kelurahan Sempaja Timur, dan Kelurahan Mugirejo.
Rusmadi menyampaikan terdapat 28.629 keluarga berisiko stunting yang ada di Kota Samarinda. Hal ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Menurutnya, 28.629 keluarga berisiko stunting ini bisa membaik dan tidak berubah status menjadi keluarga terdampak stunting.
“Ada data 28.629 keluarga berisiko stunting yang belum tentu stunting, kita mau pastikan betul anak-anak dari keluarga yang berisiko stunting ini tidak menjadi stunting,” sebut Rusmadi.
Selain itu, Rusmadi menyebutkan faktor ekonomi yang menjadi penyebab utama meningkatnya angka stunting di Samarinda. Ia menjelaskan kemiskinan yang dialami keluarga terdampak dan beresiko stunting di Samarinda menimbulkan masalah lainnya, seperti sanitasi yang buruk menimbulkan masalah kesehatan, ketidakmampuan keluarga mendapat makanan sehat bergizi menyebabkan anak kurang gizi dan stunting, dan anak tidak mendapat akses pendidikan sehingga menciptakan generasi berikutnya memiliki pola hidup dan asuh yang buruk.
“Kita tahu ini (faktor ekonomi) utamanya. Rumah mereka kotor, lingkungan buruk, makanan tidak sehat dan tidak bergizi, anak jadi gizi buruk dan stunting, timbul masalah kesehatan orang tua dan anak, anak tidak dapat pendidikan karena kurang mampu sehingga anaknya nanti menjadi orang tua yang memiliki anak juga dengan pola asuh buruk, begitu seterusnya,” jelasnya.
Rusmadi menjelaskan, berdasarkan jadwal tentatif AKS Semester I pada tanggal 4 April sampai 18 April 2023, masih berlangsung agenda survei untuk mengindentifikasi keluarga-keluarga terdampak dan berisiko stunting yang ada di sepuluh kelurahan.
Ia berharap pada Bulan Mei 2023 sudah ada rencana tindak lanjut hasil dari verifikasi kasus yang telah diseleksi pada tanggal 26 April sampai 28 April 2023.
“Bulan Mei sudah terverifikasi rencana tindak lanjut, keluarga mana saja, sasaran siapa saja, bumil (ibu hamil), siapa kelompok sasarannya akan dijelaskan dari data nanti,” tuturnya.
Untuk diketahui, pelaksanaan Lokus AKS 2023 Semester I akan berlangsung sampai Bulan Agustus atau September 2023 dengan kegiatan akhir monitoring dan evaluasi hasil.