Insitekaltim,Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim bersama lembaga terkait siap melakukan verifikasi atau perhitungan ulang kelebihan emisi karbon yang dimiliki Kaltim.
Isran menyambut baik komitmen Bank Dunia untuk menjual emisi karbon Kaltim pasca realisasi kompensasi hingga 2025 itu.
“Informasi World Bank bahwa mereka siap memfasilitasi kelebihan gas buang (emisi karbon) kita,” kata Isran belum lama ini di Samarinda.
Orang nomor satu Benua Etam itu mengungkapkan, potensi emisi karbon yang dimiliki Kaltim hingga perhitungan akhir oleh tim World Bank melalui tim Program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF –CF) ialah sebesar 30 juta ton emisi karbon.
Sementara, lanjut dia, pihak negara-negara donor hanya mampu memberi insentif sekitar 22 juta ton emisi karbon senilai 110 juta USD.
“Berarti kita masih memiliki kelebihan atau sisa 8 juta ton dan ini akan kita lelang secara mandiri, tapi World Bank tetap menawarkan memfasilitasinya,” ungkapnya.
Ketua Umum APPSI itu pun mengaku yakin kelebihan emisi karbon Kaltim masih bisa dibeli oleh pihak swasta dari negara luar dengan harga yang lebh baik.
“Kan sama Bank Dunia gas buang kita dihargai 5 USD, kalau kita lelang mandiri bisa saja lebih dari itu harganya per ton,” ucapnya.
Namun demikian, Isran mengatakan Kaltim akan tetap mentaati tata aturan global terkait perdagangan gas emisi karbon.
“Ada perusahaan yang berminat, tapi kita belum berkomunikasi intensif dengan mereka. Tapi kita perlu verifikasi ulang untuk lelang nanti,” sebutnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni menambahkan, dana insentif dari program FCPF oleh Bank Dunia bisa dimanfaatkan sebagai investasi.
“Kenapa disebut investasi? Karena keberlanjutan program untuk kegiatan emisi karbon, sehingga diperlukan pembiayaan. Tidak hanya verifikasi dan lelang, tetapi kegiatan-kegiatan lainnya dalam program FCPF itu sendiri,” terang Yuni, sapaan akrabnya yang juga Ketua Komite Teknis Tim FCPF Kaltim.
Untuk diketahui, dari 110 juta USD insentif yang dibayarkan oleh Bank Dunia, sebesar 20,9 juta USD dibayarkan pada tahun 2023 dan secara bertahap hingga selesai pada tahun 2025.