Reporter: Dina – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Covid-19 ini bukan aib, sehingga tidak harus di sembunyikan. Jika pasien tidak jujur dan terbuka maka dampaknya justru akan sangat berbahaya. Tidak hanya terjadi pada diri sendiri namun juga tenaga medis maupun keluarga di rumah.
Sebagaimana disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kaltim, Andi M Ishak pada video conference via zoom, Jumat (24/4/2020).
Menurutnya, ada penambahan orang dalam pantauan (ODP) sebanyak 142 orang. Jadi total sekarang sebanyak 6.560 orang. Sedangkan pasien dalam pantauan (PDP) bertambah sebanyak 21 kasus, dengan total per 24 April sebanyak 448 kasus.
Andi mengatakan, kasus negatif ada 6 orang, sehingga total keseluruhan negatif sebanyak 195. Sedangkan positif bertambah 11 kasus, sehingga per-24 April dengan total positif 85 kasus.
“Satu kasus asal Bontang. Laki-laki (8 tahun) dilaporkan meninggal dunia,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, pasien tersebut merupakan PDP yang dilaporkan oleh Klinis Medis RSUD Taman Husada Bontang. Pasien rutin berobat ke poli anak dengan penyakit epilepsy, neurotik syndrome, anemia, dan anak berkebutuhan khusus. Pasien pada 11 April ada keluhan bengkak kaki serta memiliki gambaran bronchopneumonia. Pada 23 April kondisi pasien memburuk, dan dilaporkan meninggal pada 23 April 2020.
Andi menambahkan, ada penambahan 5 kasus PDP di Samarinda. Dimana semua merupakan pelaku perjalanan
dari berbagai daerah. Kemudian ada penambahan 7 kasus di Kutai Barat. Rincianya yaitu 6 kasus laki-laki dengan kode KBR 2 (19 tahun), KBR 3 (18 tahun), KBR 4 (19 tahun), KBR 5 (31 tahun), KBR 6 (14 tahun), dan KBR 7 (18 tahun). Merupakan pelaku perjalanan dari Gowa. Kasus telah melaksanakan isolasi dan di rawat di Asrama Dispora sejak 30 Maret 2020, dengan masing-masing memiliki hasil rapid test sebelumnya reaktif.
Kemudian, 1 kasus KBR 8 laki-laki (28 tahun), merupakan PDP yang telah melaksanakan isolasi di Asrama Pramuka Kutai barat, memiliki riwayat rapid test reaktif.
“Untuk tambahan dari Paser ada 3 kasus. Yaitu 2 kasus laki-laki yang merupakan pelaku perjalanan dari Gowa. Kemudian 1 wanita (35 tahun) memiliki kontak erat dengan pasien perjalanan dari Gowa. Ada keluhan demam, batuk dan sesak napas. Terakhir dari Kota Balikpapan bertambah 1 kasus,” jelasnya.