
Insitekaltim,Sangatta – Angka stunting Kutim masih cukup tinggi yakni sebesar 27,5 persen. Daerah ini juga memiliki angka kemiskinan ekstrem yang tergolong tinggi.
Ketua Komisi D DPRD Kutim Yan masih meragukan data yang dikeluarkan SSGI dan pemerintah pusat tersebut.
“Data ini apakah data betul-betul berasal dari masyarakat Kutim atau masyarakat yang dari luar daerah tapi tinggal di wilayah Kutim,” ujarnya kepada Insitekaltim, Kamis (3/11/2022).
Pemerintah Kutim pun sudah melakukan berbagai upaya, baik sisi penertiban data maupun upaya penekanan angka stunting.
“Untuk kemiskinan ekstrem dari data 6 orang baru 2 yang ditemukan. Kita juga mengakui upaya pemerintah untuk menekan angka stunting,” tuturnya.
Tapi apa yang dilakukan belum maksimal menekan kedua permasalahan ini. Karena itu Yan meminta untuk terlebih dahulu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Sebab dua hal ini muncul akibat masyarakat kurang sejahtera,” ungkapnya.
Upaya mensejahterakan masyarakat diantaranya dengan memberikan fasilitas pertanian, membuka dan membangun infrastruktur jalan dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat.
“Dari segi pertanian dengan menyiapkan fasilitas pertanian dan fasilitas jalan supaya mereka mudah memasarkan hasil pertaniannya,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa setelah dua tahun anggaran di refokusing untuk penanganan Covid-19, di tahun 2022 ini kondisi APBD Kutim sudah membaik.
Karena itu diharapkan, program pemerintah termasuk mensejahterakan rakyat bisa berjalan maksimal di tahun 2023.
“Harapannya di tahun depan, program baik pengerjaan jalan dan lainnya bisa berjalan baik,” tandasnya.