
Reporter : Mohammad-Editor: Redaksi
Insitekaltim, Bontang – Wilayah pesisir dengan pantai yang bersih, landai dan berpasir putih menjadi objek wisata yang potensial.
Di sudut yang lain, Bontang Kuala dengan perkampungan nelayan di atas laut sangat menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Bontang Kuala kini telah dikembangkan menjadi salah satu objek wisata unggulan Kota Taman.
Ketua Komisi II DPRD Bontang H Rustam mengatakan kota ini memiliki potensi menjadi kota pariwisata dengan beberapa tempat andalan. Seperti Pulau Beras Basah, Pulau Segajah serta Taman Nasional Kutai yang berdampingan dengan wilayah Kutai Timur.
“Kita perlu regulasi yang mengatur pariwisata di Bontang. PAD dari sektor pariwisata masih sangat kecil. Orang yang ke Pulau Beras Basah belum bisa dikenakan retribusi. Demikian juga tempat wisata yang lain, karena kita tidak punya regulasi yang mengatur untuk pariwisata,” ungkap Rustam kepada awak media di Ruang Rapat Paripurna DPRD Bontang Selasa (20/10/2020).
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bontang ini, Kota Taman harus memiliki rencana strategis (renstra) pariwisata. Baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang.
“Kami berharap adanya Raperda Kota Bontang tentang pembangunan kepariwisataan, sehingga Bontang menjadi tempat wisata yang luar biasa,” harap Rustam.
Dikutip dari laman resmi pemerintah Kota Bontang www.bontangkota.go.id potensi budaya dan daya tarik pariwisata Bontang sangat beragam.
Budaya, tradisi dan kesenian Kota Bontang sangatlah banyak. seperti Pesta Laut Bontang Kuala, Pesta Adat Erau Pelas Benua Guntung, seni dan budaya Kanaan (Kelurahan Kanaan), perkampungan tradisional dan even tahunan Bontang City Carnaval.
Selain itu, kondisi alam bahari dan daya tarik wisata minat khusus juga tersedia. Seperti kawasan mangrove di Tanjung Limau, Pulau Gusung, Pulau Kedindingan, Pulau Tihi-Tihi, Pulau Melahing.
Ada pula Kawasan Mangrove Bumi Sekatup Damai, Kawasan Mangrove Berbas Pantai dan Kawasan Mangrove Bontang Kuala (bersampan menyusuri Sungai Belanda ) dan wisata bahari atau bawah laut (Pulau Beras Basah, Pulau Kedindingan, Pulau Segajah dan Selangan berupa keramba).
“Kita memiliki banyak potensi baik dari alam (hutan mangrove dan pantai), kita memilki banyak budaya dan kesenian yang berbeda dengan tempat lain. Oleh karena itu regulasi yang mengatur tentang pariwisata ini sangat dibutuhkan,” tutur Rustam.