
Insitekaltim, Kukar– Desa Loa Ulung, yang terletak di Kecamatan Tenggarong Seberang, tengah menunjukkan geliat pembangunan yang mengesankan.
Usai peresmian Posyandu Flamboyan II dan balai pertemuan umum (BPU) baru, Kepala Desa Loa Ulung Helmi, mengungkapkan berbagai capaian serta potensi besar yang dimiliki desa ini ke depannya. Salah satu fokus utama pembangunan tahun 2025 adalah infrastruktur jalan.
Lebih lanjut dikatakan Helmi, saat ini pemerintah desa tengah mendorong pelebaran jalan yang menjadi akses utama menuju kawasan wisata di desa tersebut.
“Desa Loa Ulung punya potensi wisata, tapi jalannya masih sempit. Maka pelebaran jalan menjadi prioritas agar pengunjung bisa lebih nyaman datang,” ujarnya.
Tak pelak, sambungnya, sinergi antardesa juga menjadi langkah strategis. Bersama Kepala Desa Tanjung Batu, pihaknya berupaya mewujudkan akses jalan tembus yang menghubungkan kedua desa.
“Kami saling mengusulkan agar akses jalan antara Loa Ulung dan Tanjung Batu bisa terhubung. Harapannya, ini bisa segera terealisasi untuk memperlancar mobilitas dan mendukung sektor pariwisata,” tambahnya.
Tak hanya infrastruktur, sektor perikanan juga menjadi fokus pengembangan Desa Loa Ulung. Menyadari keterbatasan di bidang pertanian, desa ini justru mengoptimalkan potensi perairan melalui budidaya ikan keramba.
“Kami sedang menggalakkan keramba ikan nila, lele, emas, dan patin. Hampir semua RT di Loa Ulung terlibat,” kata Helmi.
Ia menambahkan dukungan dari dinas-dinas terkait pun turut mengalir, baik berupa pakan maupun bibit ikan. Saat ini tercatat ada sekitar 14 kelompok pembudidaya yang aktif mengelola keramba di sepanjang wilayah desa. Selain budidaya di sungai, pengembangan kolam darat juga mulai dirintis, terutama bagi warga yang tidak tinggal di pinggir Sungai Mahakam.
“Mereka masih menggunakan kolam tanah atau terpal. Tahun depan kita upayakan agar lebih banyak kolam permanen yang bisa dibangun,” tuturnya.
Dalam hal program prioritas, Desa Loa Ulung kini benar-benar memusatkan perhatian pada sektor pariwisata. Mengubah eks tambang batubara menjadi kawasan wisata menjadi langkah inovatif yang sudah mulai membuahkan hasil.
“Danau bekas tambang PT Fajar Bumi Sakti kini dimanfaatkan menjadi lokasi wisata. Ada beberapa destinasi yang dikelola masyarakat seperti Taman Bubang, Dermaga Gadis, Bogenville, dan Langit Timur,” kata Helmi dengan semangat.
Tak berhenti sampai di situ, desa juga memiliki rencana jangka panjang untuk menambah fasilitas wisata seperti pemancingan dan wahana air. Sebagai bentuk dukungan, Dinas Terkait telah melepas sekitar 30 ribu ekor ikan nila dan lele ke danau wisata pada tahun 2024.
“Kita ingin wisata di sini bukan hanya pemandangan, tapi juga aktivitas. Mancing, naik perahu, dan lainnya. Ini akan kita kembangkan pelan-pelan,” paparnya.
Dengan berbagai langkah strategis dan dukungan lintas sektor, Desa Loa Ulung menunjukkan bahwa desa bukan sekadar wilayah administratif, melainkan pusat potensi dan inovasi. Dari pelebaran jalan, sinergi desa, pengembangan keramba ikan, hingga revitalisasi lahan eks tambang menjadi wisata—semua menjadi bagian dari visi besar Kades Helmi dan masyarakat Loa Ulung untuk menjadikan desa mereka sebagai destinasi unggulan di Tenggarong Seberang. (Adv)