Insitekaltim, Samarinda – Masalah banjir yang terus menerjang SMAN 4 Samarinda di Jalan KH Harun Nafsi, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, kembali menjadi sorotan menjelang pelaksanaan SPMB 2025/2026. Sekolah yang sudah berusia 41 tahun ini menjadi langganan banjir tahunan, terutama saat musim hujan.
Plt Kepala Disdikbud Kaltim Armin mengakui bahwa Samarinda dan Balikpapan merupakan dua daerah yang paling rawan kekurangan daya tampung siswa, dan keluhan seperti yang terjadi di SMAN 4 menjadi catatan penting bagi pemerintah provinsi.
“Memang untuk Balikpapan dan Samarinda, ini pasti akan terus terjadi karena memang kekurangan sekolah. Oleh sebab itu, kami akan lihat RKB mana yang sangat dibutuhkan,” ujar Armin dalam rapat dengan Komisi IV DPRD Kaltim, Selasa 10 Juni 2025
Ia juga menyampaikan, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud telah memberikan arahan khusus agar pemerintah mempercepat pembangunan sekolah baru dan penambahan ruang kelas belajar (RKB) di dua kota tersebut.
“Kami sudah dapat arahan langsung dari Gubernur. Sekolah baru sangat dibutuhkan di Balikpapan dan Samarinda, SMAN 4 Samarinda akan dimasukan dalam perencanaan,” tambahnya.
Tak hanya masalah infrastruktur sekolah negeri, Armin juga menyoroti ketimpangan peminat antara sekolah negeri dan swasta. Menurutnya, banyak sekolah swasta berpotensi tutup karena kekurangan murid.
“Ada kegelisahan masyarakat kita, sehingga mereka mencari sekolah-sekolah negeri. Padahal banyak sekolah swasta yang hampir tutup. Ini juga menjadi pertanyaan kita, bagaimana agar sekolah swasta juga diminati,” tegasnya.
Armin mengusulkan agar pemprov tidak hanya membangun sekolah negeri, tapi juga menyusun kebijakan yang mendorong pemerataan minat terhadap sekolah swasta.
“Mungkin ini perlu didalami lebih lanjut. Bisa saja ada kebijakan agar sekolah-sekolah swasta juga diminati, agar mereka punya daya saing yang baik,” ujarnya.
Dalam pembangunan ke depan, Disdikbud Kaltim sudah mengidentifikasi potensi pengembangan sekolah baru di sejumlah titik strategis. Salah satunya adalah lahan 16 hektare di SMK 5 Balikpapan, yang sedang dikaji untuk kemungkinan membuka satu atau dua sekolah baru di lokasi tersebut.
“Kami akan melihat dan membuka sekolah baru di sana, apakah SMA atau SMK. Dua-duanya sangat dibutuhkan, dan kami terbuka untuk masukan dari daerah,” ucap Armin.
Ia juga menekankan pentingnya pemetaan berdasarkan data kelulusan SMP, agar pembangunan sekolah benar-benar menjawab kebutuhan lokal secara proporsional. Saat ini, Samarinda dan Balikpapan masih mendominasi beban daya tampung karena tingginya jumlah lulusan yang ingin masuk ke SMA negeri.
“Kadang-kadang kita terlalu fokus ke Samarinda dan Balikpapan karena di situ yang muncul masalah. Yang lain cenderung tenang karena tidak kekurangan sekolah,” pungkasnya. (Adv/DiskominfoKaltim)
Editor: Sukri