Insitekaltim,Sangatta – Kabupaten Kutai Timur memulai inisiatif inovatif program Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) untuk mendorong diversifikasi dalam pemenuhan pangan dan mencegah stunting.
Program ini melibatkan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang kaya di Indonesia untuk memastikan ketahanan pangan dan kesehatan generasi mendatang.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutim Bennie Hermawan menjelaskan pentingnya program B2SA dalam menghadapi tantangan global saat ini. Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan dan pekarangan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak tergantung pada pasar.
“Di tengah krisis global, Kutim tetap aman. Kami mengajak manfaatkan lahan dan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya saat ditemui langsung di ruang kerjanya, Rabu (8/11/2023).
Program B2SA mendorong perubahan dalam orientasi konsumsi masyarakat dengan menggantikan nasi sebagai makanan pokok dengan alternatif seperti umbi-umbian, jagung, dan sagu. Program ini bertujuan untuk menciptakan inovasi kuliner dari bahan nonberas, membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan generasi mendatang.
“Program B2SA adalah penganekaragaman (diversifikasi) bahan pangan. Sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral yang bila dikonsumsi dalam jumlah seimbang, dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan. Pastinya tidak tercemar bahan berbahaya yang merugikan kesehatan,” jelas Bennie.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mencegah stunting, masalah pertumbuhan fisik yang sering kali disebabkan oleh kekurangan gizi pada masa anak-anak. Dengan memberikan masyarakat akses ke pangan yang lebih beragam dan bergizi, program ini menjadi langkah serius dalam mengantisipasi krisis pangan dan masalah stunting yang dapat memengaruhi perkembangan generasi mendatang.
“Pencegahan stunting dimulai dari nutrisi yang lengkap dan aman. Melalui ide kreatif ini, kita bisa menciptakan peluang bisnis kuliner yang menjanjikan,” pungkas Bennie Hermawan.