Reporter: Astuti – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Bogor – Dewan Kerjasama Perdagangan dan Investasi Indonesia Maroko (DK PRIMA) menggelar rapat kerja nasional I, sejak 2 Maret hingga 3 Maret 2021 lalu.
Rakernas mengambil tema Refleksi 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia–Maroko dalam bidang Ekonomi dan investasi.
Dalam pertemuan tersebut hadir mantan penasehat Presiden bidang ekonomi, Soetrisno Bachir, Duta Besar (Dubes) RI untuk kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania Hasrul Azwar (hadir via online), Dubes Maroko untuk Indonesia merangkap Singapura Ouadia Benabdellah, Dubes RI untuk Kerajaan Maroko periode 2010 -2014 Kyai Tosari Widjaja, Presiden DK PRIMA sekaligus Ketua IIBF Heppy Trenggono dan Ketua HIMAMI Dr. M. Ilyas Marwal serta Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko Teguh Santosa.
Kegiatan ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara, dilanjutkan dengan kata sambutan selamat datang dari Presiden DK PRIMA Heppy Trenggono.
Pada sambutannya, Presiden DK PRIMA mengapresiasi para peserta yang hadir dan menegaskan pentingnya peranan organisasi ini dalam meningkatkan hubungan ekonomi dan investasi di kedua negara.
“Hubungan kedua Negara dapat dilihat dari berbagai perspektif. namun pada akhirnya perlu untuk memberikan perhatian ekstra pada peningkatan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi” ujar Heppy Trenggono, dalam press rilis yang diterima media ini, Jumat (9/4/2021).
Heppy menambahkan, untuk mencapai target itu, pihaknya mengundang perusahaan-perusahaan apa saja yang ingin menjalin kerjasama perdagangan dan investasi dengan Maroko.
Dalam pertemuan ini, Dubes Tosari dan pakar ekonomi keuangan islam Dr.M. Syafi’I Antonio juga menyelenggarakan seminar ekonomi dengan tema ‘Peluang Dan Tantangan Bisnis Di Maroko’
Dalam paparannya Dubes tosari mengingatkan pentingnya membangun Kembali jembatan peradaban antara kedua pihak khususnya dibidang ekonomi dan investasi, dilain itu dr. Antonio menjelaskan tentang potensi Kerjasama dibidang perdagangan diantaranya pemanfaatan produk hasil laut, perikanan, perbankan Syariah dan asuransi mikro Syariah.
Dalam seminar tersebut, para peserta sepakat pentingnya saling tukar kunjungan antara kedua pemimpin di kedua negara seraya menegaskan, bahwa rencana kunjungan Yang Mulia Paduka Raja Mohammed VI ke Indonesia akan berkontribusi bagi kemaslahatan bersama.
“Antara kedua negara dan bangsa bersahabat serta pada dunia arab dan islam umumnya,” tandasnya.