Insitekaltim,Sangatta – Gas elpiji 3 kg di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengalami kelangkaan usai perayaan HUT ke-78 RI dikeluhkan masyarakat.
Keterbatasan ketersediaan gas elpiji 3 kg di sejumlah pangkalan dan agen membuat harga gas mengalami peningkatan harga di atas harga eceran tertinggi (HET).
Akan hal ini, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim Andi Nur Hadi Putra menerangkan penyebabnya adalah pembatasan distribusi tabung gas oleh PT Pertamina ke Kutim.
Pembatasan penyaluran gas elpiji ini sejalan dengan regulasi terbaru dari pemerintah pusat yang mengamanatkan pendistribusian tabung gas tidak dilakukan pada tanggal merah sehingga menghambat pasokan gas elpiji di tengah tingginya tingkat konsumsi masyarakat.
“Kuota kita semua sudah mencukupi cuma karena ada peraturan yang terbaru untuk tanggal merah itu, menghambat pasokannya. Jadi berkurang lah di tanggal merah itu,” ujarnya, Rabu (23/8/2023).
Kelangkaan gas elpiji menjadi agenda rutin kala ada tanggal merah atau hari libur yang berefek pada ketimpangan antara kebutuhan dan ketersediaan gas elpiji.
Terhadap permasalahan ini, Disperindag Kutim telah melayangkan surat permintaan penambahan kuota gas elpiji kepada PT Pertamina tepatnya ke Executive GM Regional Kalimantan Cq Kementerian ESDM.
Hal itu dimaksudkan agar PT Pertamina bisa mendistribusikan lebih gas elpiji 3 kg jelang hari libur nasional.
“Sudah kami surati dua pekan lalu di tanggal 9 Agustus, Executive GM Regional Kalimantan Kementerian ESDM untuk meminta penambahan kuota, semoga terjawab,” terangnya.
Sementara sebelumnya, ia juga mengaku kelangkaan gas elpiji 3 kg pun tak luput dari permainan nakal oknum yang menimbun gas elpiji. Meski demikian pihaknya mengimbau masyarakat untuk menghindari hal tersebut.
“Kita sudah imbau termasuk ke pangkalan dan agen untuk tidak mengendap gas elpiji. Itu masuk tindakan ilegal,” pungkasnya.