Insitekaltim, Samarinda – Seperti gelombang pasang yang terus menerjang, kebutuhan layanan kesehatan di Samarinda kian menuntut perhatian serius. Warga, khususnya mereka yang kurang mampu, semakin kesulitan mendapatkan pelayanan medis layak di tengah lonjakan pasien di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS).
Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai provinsi dengan populasi 4,05 juta jiwa, masih dihadapkan pada tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Di RS AWS, antrean panjang dan keterbatasan tempat tidur kerap kali menjadi pemandangan, mengharuskan banyak warga bersabar menunggu kesempatan untuk dirawat.
Rumah sakit terbesar di Samarinda ini juga beberapa kali mengalami lonjakan pasien yang tak terhindarkan, sehingga antrean panjang menjadi situasi yang akrab bagi warga. Tempat tidur yang terbatas serta beban pelayanan yang melebihi kapasitas, membuat kondisi semakin sulit bagi pasien yang membutuhkan perawatan cepat dan layak.
Anggota DPRD Kaltim Dapil I Samarinda Andi Satya Adi Saputra menegaskan pentingnya kehadiran alternatif layanan kesehatan di Samarinda. Menurutnya, pengembalian operasional Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda bisa menjadi jalan keluar.
RSI yang dahulu menjadi andalan masyarakat menengah ke bawah diyakini mampu mengurangi tekanan di RS AWS sekaligus menyediakan layanan medis yang lebih terjangkau.
“Pengoperasian kembali RSI ini akan sangat membantu, terutama bagi warga yang merasa terbebani dengan biaya layanan di rumah sakit besar,” ujar Andi seusai reses di Kelurahan Rapak Dalam, Rabu (6/11/2024).
“RSI ini punya sejarah menjadi fasilitas utama bagi masyarakat Samarinda dan kita perlu menghidupkan kembali perannya,” sambungnya.
Andi pun mengingatkan, pemerintah sebelumnya pernah berjanji untuk mendukung keberadaan RSI sebagai wujud perhatian terhadap layanan kesehatan murah. Janji ini, menurutnya, tidak boleh sekadar menjadi angin lalu.
“Kesehatan adalah hak mendasar. Pemerintah harus hadir, memastikan seluruh warga bisa mendapat layanan medis yang layak tanpa khawatir soal biaya,” lanjut Andi.
Dalam kondisi mendesak seperti ini, Andi Satya berharap agar pemerintah provinsi dan kota mempertimbangkan kembali hadirnya RSI sebagai alternatif layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan. Warga Samarinda membutuhkan solusi nyata yang dapat diakses tanpa hambatan dan RSI bisa menjadi jawaban atas keresahan ini.
Kondisi yang dialami RSUD AWS menjadi pengingat pentingnya penambahan fasilitas kesehatan di Samarinda. Pengembalian operasional RSI dapat menjadi titik terang dalam memenuhi kebutuhan layanan medis terjangkau yang menjadi hak setiap warga.
Pemerintah pun diharapkan tidak hanya mewujudkan janji, tetapi juga memastikan bahwa layanan kesehatan dapat dijangkau oleh semua kalangan di Samarinda.