
Insitekaltim, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kaltim mulai menyoroti permasalahan pengendalian dan penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan membuka kegiatan Kick Off yang dilaksanakan di Pasar Hewan dan Penampungan Sapi Potong, Jalan Poros Samarinda-Bontang pada Senin, 13 Januari 2025.
Kegiatan ini diinisiasi untuk menerapkan biosekuriti melalui penyemprotan disinfektan guna mencegah penyebaran PMK dan Lumpy Skin Disease (LSD).
Turut hadir berbagai instansi dan pemangku kepentingan seperti Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur, Balai Besar Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Satuan Pelayanan Pelabuhan Kota Samarinda, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Balai Veteriner Banjarbaru, Ketua APPSI Borneo, serta Ketua Asosiasi Pengusaha dan Peternak Sapi Kalimantan Timur.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda, H. Muhammad Darham menyampaikan pemerintah perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman. Menurutnya, hal ini penting dilakukan guna mempercepat penanganan PMK.
“Penyeprotan disinfektan yang dilakukan hari ini merupakan langkah nyata dalam mencegah penyebaran PMK dan LSD,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Provinsi Kalimantan Timur, drh. Dyah Anggraini, M.Si, mengungkapkan kegiatan ini memerlukan kolaborasi untuk menciptakan hasil yang maksimal.
“Dinas Provinsi tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dari APPSI, BPBD, Karantina dan pihak lainnya. Penerapan biosekuriti, vaksinasi, serta surveilans laboratorium adalah langkah krusial dalam mengendalikan wabah ini,” jelasnya.
Selanjutnya, Perwakilan Balai Veteriner Banjarbaru, drh. Ichwan Yuniarto, M.Si, mengungkapkan bahwa pemerintah pusat telah menyiapkan empat juta dosis vaksin PMK yang akan didistribusikan ke wilayah terdampak wabah secara prioritas.
“Kami juga merencanakan tim pengiriman ke kabupaten/kota untuk menjaga gejala klinis PMK dan LSD menjelang Idul Fitri dan Idul Adha,” bebernya.
Sebagai informasi, kegiatan ini juga dilakukan untuk memperkuat sinergi antarinstansi, seperti Dinas Peternakan, Balai Karantina, APPSI, BPBD, serta perangkat daerah lainnya dalam mengatasi PMK dan LSD.
Melalui kegiatan ini juga, peternak dan petugas diimbau untuk memprioritaskan langkah-langkah biosekuriti, seperti sanitasi kandang, disinfeksi dan enkripsi lalu lintas hewan dan manusia.
Kegiatan diakhiri dengan pemberian disinfektan secara simbolis kepada perwakilan instansi terkait sebagai bentuk dukungan nyata dalam pengendalian PMK.