Reporter: Nuril – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Jakarta – Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Ilham Bintang menyampaikan catatannya terkait pandemi Covid-19 hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.
Pemilik julukan Raja Infotainment itu menyampaikan pengalaman yang dijalankan sejak pandemi Covid-19 menimpa Tanah Air ini. Yang mana hal itu juga dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Mulai dari pesan yang diterimanya melalui grup WhatsApp (WA) di komunitas apapun rata-rata mengabarkan korban Covid-19.
“Setiap pagi buka Grup WA, komunitas apapun, hanya berita duka yang dominan tentang tokoh publik, kawan, tetangga, sahabat, bahkan keluarga terdekat yang wafat. Sekurangnya, pemberitahuan terpapar Covid-19 sekeluarga atau satu rumah, kemudian tidak bisa ditampung di RS dan tidak bisa mendapatkan obat-obatan,” ungkap Ilham melalui release tertulisnya yang diterima oleh tim redaksi media ini, Rabu (14/7/2021)
Bahkan jika ingin cepat mendapat vaksin harus membayar dulu ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Selain itu, ada lagi melalui pengeras suara di komplek yang sudah sebulan aktif mengumumkan berita duka setiap waktu. Yang mana semua itu telah terkonfirmasi dalam update data harian satuan tugas (Satgas) Covid-19 yang diumumkan ke publik.
“Dua hari berturut-turut, Senin – Selasa (12 – 13 Juli) ini saja, data penyebaran Covid-19 di Tanah Air menembus angka 40 ribu kasus positif dengan kematian yang juga tinggi,” terangnya dalam release.
Justru di hari Selasa (13/7/2021) yang terpapar mencapai sebanyak 47.899 jiwa. Sehingga mengantarkan negara Indonesia dua hari ini menempati posisi tertinggi di dunia. Selain itu, pada grafis di beberapa lembaga dan instansi, yang memperlihatkan kenaikan itu, seperti peluru kendali yang melesat di sisi paling kanan grafik.
“Itulah tampaknya dampak paling nyata dari penyebaran Covid-19 dari berbagai varian baru seperti yang dikemukakan parah ahli,” jelasnya.
Hal itu juga yang diteriakkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dimana peringatan itu jelas pesannya yaitu agar pemerintah pusat mengendalikan Covid-19 tidak dengan cara-cara yang biasa.
Rekor tertinggi dunia bukanlah angka real di Tanah Air.
“Dari 100 persen testing yang menghasilkan jumlah positif itu, 50 persennya testing di DKI Jakarta. Sisa hasil testing diperoleh dari 33 provinsi yang jumlah penduduknya sekitar 250 juta jiwa,” tegasnya.
Salah satu deklarator Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) itu juga berharap angka itu bisa ditekan oleh PPKM Darurat yang datanya baru akan terlihat pada 17 Juli mendatang.
Ia juga menambahkan kebenaran data-data dua minggu terakhir di Indonesia termasuk yang memecahkan rekor dunia adalah perolehan sebelum PPKM Darurat yang dimulai 3 Juli lalu.

