Insitekaltim,Samarinda – Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN RI Marianus Mau Kuru menekankan lima tahap penting yang harus dilalui oleh remaja untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Kelima tahap ini disampaikan dalam rangka membekali remaja dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Tahap pertama, remaja harus menerapkan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan mengembangkan keterampilan hidup (life skills) yang membuat mereka lebih mandiri dan berdaya.
“Pola hidup sehat dan keterampilan yang kuat adalah fondasi awal bagi remaja,” jelas Marianus dalam acara Konsolidasi Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) bersama OPD dan Mitra Kerja yang dilaksanakan DPPKB Samarinda, Senin (12/8/2024).
Tahap kedua, remaja diingatkan untuk menjauhi rokok. Menurut Marianus, kebiasaan merokok tidak hanya merusak kesehatan, tetapi juga menghalangi potensi mereka untuk berkembang secara optimal. Rokok juga ditegaskan menjadi jalur pertama rata-rata kasus HIV bermuara.
“Pertama itu dari rokok dulu, lalu lari ke miras (minuman keras), lari lagi napza (narkotika, psikotropika bahan adiktif lainnya baik zat alami atau sintetis), kemudian jatuh dia ke seks bebas dan terjangkitlah HIV,” tegasnya.
Tahap ketiga, remaja diminta untuk menghindari konsumsi minuman keras, yang dapat merusak fisik dan mental mereka. Minuman keras dapat merusak berbagai organ dan menghilangkan kemampuan berpikir rasional. Ini dapat menimbulkan masalah-masalah baru yang seharusnya tidak terjadi, seperti kecelakaan akibat mabuk dan meninggalnya pelaku atau korban.
Tahap keempat, Marianus menekankan pentingnya menghindari pernikahan dini dan perilaku seks bebas. Jika telah terjerumus dalam pola seks bebas, remaja sangat rentang terinfeksi berbagai penyakit menular seksual berbahaya dan paling ditakutkan adalah HIV-AIDS.
“Pernikahan dini dan seks bebas membawa risiko besar, termasuk paparan HIV. Remaja harus fokus pada pendidikan dan persiapan masa depan,” tegasnya.
Tahap kelima, ia mendorong remaja untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Jika pendidikan yang diwajibkan pemerintah hanya 12 tahun, Marianus merasa tidak cukup.
“Minimal 15 tahun atau setara dengan pendidikan diplomatik,” ungkapnya.
Hal ini dianggap penting agar mereka memiliki cukup wawasan dan keterampilan untuk memasuki dunia kerja atau bahkan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Remaja yang berpendidikan tinggi, sehat dan sudah siap secara ekonomi akan menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Tentunya akan menghasilkan generasi yang juga berkualitas.