Insitekaltim,Bontang– Tingginya debit air dan curah hujan di Kalimantan Timur, dalam beberapa hari membuat sejumlah kota terendam banjir, menjelang lebaran idul fitri 1440 hijriah, Kota Bontang merupakan yang pertama kali mengalami musibah banjir. Pengalaman tersebut mengukir sejarah dan pelajaran bagi masyarakat Bontang.
Dalam menghadapi permasalahan banjir. Pemerintah Kota Bontang langsung bergerak cepat. Di hari pertama masuk kerja, Pemkot Bontang langsung menggelar rapat penanggulangan banjir yang digelar di Pondopo Wali kota Bontang, Jalan Awang Long, Senin (10/6/2019).Rapat tersebut diikuti seluruh OPD terkait
Menurut Wali kota Bontang, Neni Moerniaeni dalam hal ini, pemkot Bontang tidak mencari siapa yang salah namun solusi untuk menyelesaikan masalah.
“Dari beberapa rekomendasi untuk dibuat kajian, pemkot sudah membuat kajian guna membuat waduk, Kami nantinya juga akan menghadap gubernur untuk permasalahan banjir di Bontang. Salah satu rekomendasi tim ahli adalah bagaimana membangun bendungan namun memerlukan proses yang cukup panjang, untuk awal nantinya lebih dulu akan membangun turap yang tinggi. Jika ada lahan yang harus di bebaskan akan kita lakukan,”ujar Neni
Dalam rapat tersebut ada bebebrapa startegi yang nantinya akan dilakukan dalam mengatasi banjir di Kota Bontang, seperti menormalisasikan titik – titik banjir, bentuk satgas penangulangan banjir, merenovasi jembatan yang lama, membuat folder, melakukan pelebaran sungai, dan memperbanyak ruang terbuka hijau.
“Ada beberapa hal yang akan segera ditindaklanjuti, seperti pengangkatan sedimen, pembangunan folder, relokasi permukiman dibantaran sungai, pelebaran dan penurapan dinding sungai, penegakan aturan larangan buang sampah sembarang. Berkaitan masalah ini kami akan berkoordinasi langsung dengan Gubernur Kaltim guna percepatan pembangunan SPAM Marangkayu dan Bendali Suka Rahmat. Mari kita berdo’a dan bahu membahu berkontribusi terbaik guna mencegah terulangnya bencana banjir di Kota Bontang,” ujarnya.
Melakukan normalisasi titik banjir tersebut, lebih dulu akan dilakukan pada sungai di Bontang dan Sungai Kanibungan, dimana sungai tersebut menjadi penyebab utama luapan banjir di Bontang. Ada tiga segmen yang akan dilakukan dengan membebaskan lahan dan mengalihkan aliran sungai hingga tembus ke laut. Namun jika masih masuk dalam kawasan Pupuk Kaltim, maka semua hal akan menyangkut kewenangan managemen Pupuk Kaltim.
“Melakukan 3 segmen mengatasi banjir di Kota Bontang, dan ini tentu bersinggungan dengan wilayah PKT, dan bersinggungan wilayah di sungai, tentu akan kita percepat, namun kita akan menangani di wilayah kita,” ujar Neni.
Selain itu, rencananya juga akan bekerja sama dengan PLN dan PDAM untuk tidak memberikan layanan kepada masyarakat yang masih tinggal di pinggiran sungai.
“Kita juga akan tekankan kepada PLN dan PDAM untuk tidak memberikan listrik dan air bersih kepada masyarakat yang masih bermukim di pinggiran sungai,” ujarnya.(yanti)
645 Views