Insitekaltim, Samarinda – Sorotan pada sampah berubah menjadi kisah inspiratif dalam pengumuman pemenang Lomba Kampung Salai (Sampah Bernilai) Se-Kota Samarinda Tahun 2024.
Acara yang digelar di Hotel Harris Samarinda, Senin (2/12/2024), menjadi bukti nyata bahwa sampah bukan lagi sekadar masalah, melainkan peluang inovasi.
Lomba yang telah memasuki tahun keempat ini menghadirkan RT 02 Kampung Salai “Matahari” dari Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir, sebagai juara pertama. Dengan hadiah Rp20 juta, mereka sukses mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomi, sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan warga.
Juara kedua diraih oleh RT 39 Kampung Salai “Enggang” dari Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, yang membawa pulang Rp10 juta. Sementara itu, RT 22 Kampung Salai “Pandurata” dari Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang, menempati posisi ketiga dengan hadiah Rp7,5 juta.
Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso memberikan apresiasi atas peran aktif masyarakat. Menurutnya, inti keberhasilan program Kampung Salai terletak pada partisipasi warga dan upaya komersialisasi sampah.
“Masalah sampah ini harus menjadi budaya. Mulai dari pemilahan, pengolahan, hingga menjadikannya bernilai. Partisipasi warga itu kunci. Tidak boleh ada yang tertinggal,” ujarnya.
Rusmadi juga menegaskan bahwa upaya pemerintah hadir melalui pemberian insentif agar masyarakat terus bersemangat mengelola sampah.
Ia menyoroti bahwa pendekatan ekologis, ekonomis dan sosial budaya harus menjadi pilar utama. “Bukan hanya membangun lingkungan bersih, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi dan memperkuat budaya hidup sehat,” tambahnya.
Selain penghargaan untuk Kampung Salai terbaik, acara ini juga mengapresiasi pembina terbaik di tingkat kelurahan. Juara pertama diraih oleh Muhamad Taufik, Kasi Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup Kelurahan Gunung Lingai, dengan hadiah Rp4 juta.
Rizky Rahimayani dari Kelurahan Jawa menempati posisi kedua dengan hadiah Rp2 juta, diikuti oleh Muhammad Najib dari Kelurahan Bukuan di peringkat ketiga yang juga mendapat uang sebesar Rp1,5 juta.
Kelurahan Gunung Lingai juga dinobatkan sebagai juara umum kelurahan dengan hadiah Rp5 juta, membuktikan keberhasilan kolaborasi antara pemerintah, pembina dan warga setempat.
Lebih dari sekadar kompetisi, Lomba Kampung Salai menginspirasi banyak pihak tentang pentingnya pengelolaan sampah. Rusmadi menyebutkan contoh seperti fashion show dan bank sampah yang mengolah sampah organik menjadi kompos sebagai wujud konkret inovasi warga.
Namun, ia menekankan pentingnya kesinambungan. “Aspek komersialisasi harus dipertimbangkan jangka panjang. Kalau tidak menguntungkan, masyarakat bisa kehilangan semangat,” ungkapnya.
Lomba Kampung Salai 2024 bukan hanya soal penghargaan, tetapi juga momentum untuk membangun budaya hidup bersih, sehat dan bernilai.
Dari setiap RT yang berpartisipasi, cerita tentang perubahan kecil yang berdampak besar terus hidup, menjadikan Samarinda sebagai kota peradaban yang peduli lingkungan dan berdaya inovasi tinggi.