Reporter.: Romi Ali Darmawan-Editor : Redaksi
Insitekaltim,Bontang – Komisi III DPRD Bontang menggelar rapat bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Rabu (23/10/2019), di Sekertariat DPRD Kota Bontang.
Dalam rapat, terdapat beberapa point yang menjadi sorotan dari anggota dewan.
Dua perusahaan besar yang ada di bontang, dinilai memiliki potensi rawan bencana yang cukup besar.
Ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina mengatakan, perusahaan besar tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dari BPBD.
“Kami mengapresiasi program yang disampaikan, hanya saja saat pembahasan bencana di Bontang, OPD ini tidak berpikir bahwa bencana yang paling mengancam ada di dua perusaahan pabrik itu, LNG Badak dan Pupuk Kaltim,” ujarnya.
Dinilainya dua perusahaan tersebut, lantaran peristiwa dahulu yang pernah terjadi. yaitu, pecahnya Eksenjer yang menimbulkan banyak korban.
Tragedi itu terjadi pada 1984, bagaimana kalau yang pecah adalah tangki atau pabriknya. Apa tidak ngeri?” tuturnya.
Selain itu,Amir juga menyoroti bandara LNG Badak, yang hanya berjarak kurang lebih 150 hingga 200 meter dari pabrik. Hal itu dinilai sangat berbahaya dan perlu menjadi perhatian.
“Sosialisasi sudah pernah kami lakukan, kalau tidak salah pada tahun 2006 atau 2008 bersama Dishub dan LNG Badak. Tapi sampai sekarang belum ada progres,” bebernya.
Amir berharap, kedua perusahaan itu menjadi hal yang prioritas untuk mencegah kejadian yang merugikan masyarakat Bontang.
Adapun program yang menjadi pembahasan adalah, peta potensi rawan bencana di setiap kelurahan, bagaimana eksekusi bencana saat BPBD bekerjasama dengan OPD, dan inovasi bangunan “Stasiun Public Service Centre dan Bak Penampungan Air” untuk mengantisipasi apabila ada kebakaran di setiap kelurahan