INSITEKALTIM SAMARINDA – Sungai Mahakam yang memiliki panjang 920 Km memiliki karakteristik tersendiri bila dibandingkan dengan sungai-sungai lainnya di Tanah Air, sehingga memiliki keunggulan komparatif. Oleh karena itu, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengharapkan kepada kepala daerah kiranya bisa memanfaatkan peluang tersebut untuk dikelola dengan sebaik-baiknya.
“Sungai kita memiliki keunggulan komparatif yang tidak dipunyai oleh sungai lain, seperti Sungai Musi di Palembang atau Sungai Barito di Kalteng. Kita pun memiliki aneka ragam kebudayaan, seperti budaya pesisir, budaya pedalaman, budaya keraton yang semuanya berada di sepanjang Sungai Mahakam,” kata Awang Faroek Ishak saat menerima audiensi Pj Walikota Samarinda, belum lama ini.
Keberadaan Sungai Mahakam lanjut Awang Faroek harus bisa dimaksimalkan dengan beragam kreatifitas dan terobosan. Sungai Mahakam harus bisa ditampilkan sebagai salah satu destinasi wisata andalan Kaltim baik masa kini dan masa depan.
Pengembangan cruise atau jelajah Sungai Mahakam lanjut Awang Faroek sudah bagus dimana saat ini ada empat unit kapal wisata Sungai Mahakam yang dikelola oleh pihak swasta.
Namun tak cukup sampai di sana, pihak swasta juga harus melirik peluang lainnya seperti membuat restoran terapung, seperti yang dilakukan oleh negara-negara di Asia yang benar-benar memanfatkan sungai untuk pengembangan obyek pariwisata mereka.
“Dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki Sungai Mahakam, tentunya bukan saja menjadi pundi-pundi pendapatan asli daerah, dampak lainnya pun akan menyerap tenaga kerja. Peluang seperti inilah yang harus dilakukan kepala daerah untuk memanfaatkan keberadaan Sungai Mahakam,” kata Awang Faroek.
Sementara Pj Walikota Samarinda H Zairin Zain mengatakan bersama dengan Sekretaris Kota Samarinda, ada wacana memanfatkan Sungai Karang Mumus dijadikan sebagai pasar terapung seperti Sungai di Banjarmasin (Kalsel), sehingga masyarakat bisa sarapan pagi di atas sungai tersebut.
“Untuk Sungai Mahakam nantinya kita akan jadikan seperti Sungai Mekong di Thailand. Apalagi sungai kita lebih lebar tentu banyak peluang dan inovasi yang harus dilakukan dalam pengembangan obyek pariwisata seperti pembuatan restoran terapung. Untuk merealisasikannya tentunya kita akan bekerjasama dengan pengusaha kapal yang ada di Samarinda,” kata Zairin Zain. (mar/sul/adv)