Insitekaltim, Pasuruan – Dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia ke-80 tahun 2025, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pasuruan menggelar kegiatan penanaman pohon matoa di Pondok Pesantren SPEAM, Karangketug, Selasa, 11 November 2025.

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB ini menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan sekaligus bentuk pengamalan nilai keagamaan dalam menjaga bumi. Acara terselenggara melalui kolaborasi antara Kemenag Kota Pasuruan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Pemerintah Kota Pasuruan, dan Pondok Pesantren SPEAM. Sejumlah unsur masyarakat, lembaga pendidikan, serta tokoh lintas agama turut berpartisipasi.
Kepala Kantor Kemenag Kota Pasuruan, H. Rasyidi, mengatakan penanaman pohon matoa menjadi momentum untuk menanam kebaikan dan menjaga keseimbangan alam.
“Menanam bukan hanya soal pohon, tapi juga tentang menumbuhkan kesadaran moral untuk menjaga bumi yang kita tempati bersama,” ujar Rasyidi.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin Firdausi Nuzula, dilanjutkan sambutan dari berbagai pihak. Suasana berlangsung khidmat dan hangat, mencerminkan semangat kebersamaan lintas lembaga.
Tuan rumah dari PD Muhammadiyah Kota Pasuruan, H. Abu Nasir, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kemenag yang mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Ia menilai kegiatan tersebut bukan sekadar seremoni, tetapi langkah nyata dalam pelestarian alam.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Pasuruan, H. Ma’mur Salim, menekankan pentingnya kolaborasi lintas agama dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Kerukunan tidak hanya diwujudkan lewat doa bersama, tapi juga dalam kerja nyata menjaga ciptaan Tuhan,” katanya.
Ketua DPRD Kota Pasuruan, H. M. Toyib, menyatakan dukungan penuh terhadap gerakan penghijauan tersebut. Ia menilai program ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah meningkatkan kualitas lingkungan dan menghadirkan udara yang lebih bersih bagi masyarakat.
Wali Kota Pasuruan, H. Adi Wibowo, dalam arahannya menyebut penanaman pohon sebagai bagian dari makna eko-teologi, yakni pemahaman bahwa manusia memiliki tanggung jawab spiritual dalam menjaga keseimbangan alam.
“Menjaga alam berarti menjaga kehidupan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tugas moral kita semua,” ujar Adi.
Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pasuruan, H. Ahmad Marzuki. Ia memohon agar kegiatan tersebut membawa keberkahan dan menjadi langkah awal bagi gerakan penghijauan berkelanjutan di Kota Pasuruan.
Dengan tema “Bersama Menanam Kebaikan Menuju Bumi yang Lebih Sehat”, kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk memperkuat kepedulian terhadap lingkungan serta menumbuhkan kesadaran ekologis di tengah pesatnya pembangunan kota.
Beta feature
Beta feature

