
Insitekaltim, Samarinda – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur Ekti Imanuel menyebutkan bahwa budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu yang patut dikenang, melainkan fondasi utama dalam membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
Penegasan itu ia sampaikan dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-22 Ikatan Paguyuban Keluarga Tanah Jawi (Ikapakarti) Kalimantan Timur yang berlangsung meriah pada Kamis malam, 7 Agustus 2025.
Dalam acara yang digelar di tengah antusiasme ribuan warga, lengkap dengan suguhan pertunjukan seni tradisional dan bazar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Ekti menyampaikan pandangannya tentang pentingnya menjaga dan mengembangkan budaya sebagai kekuatan strategis daerah.
Menurutnya, budaya bukan sekadar ekspresi simbolik, melainkan elemen yang mampu menyatukan, menggerakkan, dan membentuk arah pembangunan yang berakar pada kearifan lokal.
Ekti menyoroti peran penting Ikapakarti sebagai organisasi sosial budaya yang selama lebih dari dua dekade telah menjadi jembatan antarwarga lintas etnis di Kalimantan Timur.
Keberadaan Ikapakarti dinilai bukan hanya sebagai wadah silaturahmi warga keturunan Jawa, tetapi juga sebagai ruang penguatan solidaritas dan kontribusi aktif dalam pembangunan sosial kemasyarakatan.
“Kekuatan budaya dan semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh Ikapakarti menjadi contoh nyata bagaimana organisasi sosial kultural dapat berkontribusi langsung terhadap pembangunan,” ujar Ekti.
Ekti mengajak seluruh komponen masyarakat untuk menjaga semangat kebhinekaan dan menjadikannya sebagai kekuatan kolektif dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan daerah.
Menurutnya, penguatan nilai-nilai persaudaraan di tengah keberagaman adalah bagian integral dari visi Kalimantan Timur sebagai provinsi yang maju dan harmonis.
“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga kebhinekaan dan memperkuat persaudaraan sebagai bagian dari visi pembangunan daerah,” ucap politikus dari Partai Gerindra tersebut.
Peringatan HUT Ikapakarti tahun ini tidak hanya menjadi ajang hiburan dan temu kangen warga, melainkan juga momentum strategis untuk membangun jejaring sosial yang lebih luas.
Dengan menampilkan berbagai ekspresi budaya seperti tarian daerah, musik tradisional, dan kuliner khas, perayaan tersebut mencerminkan semangat hidup berdampingan di tengah masyarakat majemuk.
Bazar UMKM yang turut meramaikan acara juga menjadi cermin nyata bahwa pelestarian budaya dapat berjalan berdampingan dengan penguatan ekonomi kerakyatan. Produk-produk lokal yang dipamerkan menunjukkan potensi ekonomi berbasis budaya yang bisa dikembangkan secara berkelanjutan.
Ekti berharap semangat kebersamaan yang terbangun melalui organisasi seperti Ikapakarti dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda. Menurutnya, menjaga nilai-nilai budaya bukan hanya menjadi tanggung jawab para sesepuh atau tokoh masyarakat, melainkan kewajiban kolektif seluruh elemen bangsa dalam merawat jati diri dan harmoni sosial.
Dengan memperkuat budaya, Ekti meyakini masyarakat Kalimantan Timur akan memiliki fondasi yang kokoh untuk menghadapi dinamika zaman tanpa kehilangan akar identitasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan komunitas budaya dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang tidak mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal. (Adv)